BACA JUGA:Kisah Abu Dujanah Sahabat Nabi, Ternyata Ini yang Membuat Rasulullah Menangis!
Akan tetapi, performanya pada tahun 2019 sempat menurun hingga hanya mampu menjadi runner up pada ajang World Tour Super Guangzhou, China.
Akibat cidera, inilah yang membuat performanya menurun.
Tentunya, Anthony tidak down dengan keadaan itu. Selesai menyembuhkan cidera, sang atlet kembali dan berhasil mencetak prestasi paling membanggakan yaitu memperoleh kemenangan kejuaraan Olympic Tokyo 2020.
BACA JUGA:Dinno B Laksono dan Syuta Indra, Hadiri Policy Dialogue Pengembangan Digital di ASEAN-Global South
Meraih medali perunggu, sukses membuat Badminton Indonesia bangga sebab sudah terlalu lama bagi Badminton Indonesia tidak meraih kejuaraan.
Masih berlanjut, ia terakhir menimang kejuaraan Olympic di tahun 2004.
Untuk saat ini, Anthony memiliki masalah lain, yaitu menurunnya posisi pada rangking dunia.
BACA JUGA:Bupati Lebong Tidak Pernah Lagi Masuk Kantor, Ini Kata Dalhadi Umar
sebelumnya ia pernah menduduki posisi ke 3 dan kini turun ke posisi 6.
Skill yang dimilikinya tentu tidak main-main, ia diberi julukan sebagai rajanya netting Indonesia.
Bukan tanpa alasan, kelihaian serta kepiawaiannya dalam memainkan raket di area net mampu membuat lawan tertipu.
BACA JUGA:Inilah 7 Negara Muslim dengan Kemiliteran Terkuat di Dunia, Adakah Indonesia?
Walaupun memiliki skill yang mumpuni nyatanya Anthony juga memiliki masalah besar saat di lapangan yakni dengan mentalnya.
Taufik Hidayat bahkan mengkritik bahwa kadang mental atlet tersebut sering kali naik turun.
Mungkin ini lah yang menyebabkan performa Anthony tidak stabil. Tapi yang pasti, ia sudah melakukan yang terbaik untuk mengatasinya.