Berikutnya ada Cut Nyak Dien, yang merupakan tokoh wanita asal Aceh Barat dan dijuluki sebagai Srikandri Indonesia.
Latar belakang ayah dan suami Cut Nyak Dien sendiri adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia.
Perjuangannya dimulai saat tanahnya diserang, Tanah Rancong Aceh menjadi tempat tinggal pahlawan wanita ini.
Diketahui tanah kelahirannya diporak porandakan oleh para penjajah, bahwa tempat ibadahnya pun ikut dihancurkan.
BACA JUGA:77 Tahun Indonesia Merdeka, Sapuan: Momentum Mengenang Jasa Pahlawan
Hingga yang bikin Cut Nyak Dien terlanjur sakit hati adalah karena suaminya gugur di mendan perang melawan penjajah Belanda.
Setelah 2 tahun kematian sang suami, kemudian ia menikah lagi dan lanjut berjuang melawan penjajah.
Cukup disayangkan, peristiwa tak diinginkan kembali terjadi dan menyebabkan ia harus berjuang sendirian.
Walau dihadapkan dengan senjata canggih dari pihak Belanda, Cut Nyak Dien tak kenal takut dan pantang menyerah di usianya.
Pada tahun 1873-1904, beliau sebagai pemimpin gerilya Aceh. Namun, saat ia mengalami kebutaan sebab rabun akut, kondisinya mulai rentan bahkan menjadi kelemahannya.
BACA JUGA:Peringatan Setiap Tanggal 7 Agustus: Ini Sejarah, Tujuan, dan Tema Hari Hutan Indonesia
Srikandi Cut Nyak Dien pun dikhianati oleh salah satu pasukannya sendiri, lalu akhirnya ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Sumedang.
4. Nyi Ageng Serang
Namanya ditetapkan menjadi pahlawan nasional, dan memiiliki nama lain Raden Ajeng Kustiah Retno Edi.
Ia merupakan kelahiran 1752 di Desa Serang, dan ayahnya adalah Bupati Serang kemudian diangkat Panglima Perang oleh Sultan Hamengkubuwono I.
Diketahui Nyi Ageng Serang telah ikut berkontribusi melakukan perlawanan kepada Belanda saat ia dewasa.