Pada versi pertama, diceritakan seorang pemuda yang bernama Maling Kundang mendarat di Pantai Air Manis yang berada di Padang, Sumatera Barat.
Namun, kapal yang ditumpangi kemudian dihantam badai seingga menyebabkan kapal tersebut terdampar di Pantai Way Hawang.
Bersamaan dengan berubahnya tubuh Maling Kundang menjadi batu, perahu yang ditumpanginya pun berubah wujud menjadi batu karang.
BACA JUGA:Jalan-jalan Yuk! 10 Tempat Wisata Terpopuler Jepang, Lihat Keindahan Alam Negeri Sakura
Dalam versi kedua, diceritakan ada seorang saudagar kaya yang membawa perahu kemudian berlabuh di Pantai Way Hawang.
Saat berada di tepi pantai ada seseorang yang menghampiri mereka meminta sesuatu kepada saudagar tersebut.
Saudagar pelit itu tidak mau mengabulkan permintaan dari orang ini karena ternyata Serunting Sakti atau Si Pahit Lidah.
BACA JUGA:Wajib Dikunjungi! Ini 7 Wisata Terkenal di Jepang, Salah Satunya Bisa Bertemu Hewan Laut
Lantaran tersinggung, akhirnya Serunting Sakti mengutuk perahu saudagar sehingga berubah menjadi batu karang.
Dibalik legenda cerita Batu Jung, keindahan alam Pantai Way Hawang tidak perlu diragukan lagi.
Sebagaimana hamparan pasir putih yang memenuhi bibir pantai, menjadikan pemandangannya mampu memanjankan mata pengunjung.
BACA JUGA:Keindahan Akuarium Churaumi Okinawa, Salah Satu Wisata Terpopuler di Negeri Sakura
Dilansir dari situs Kemeterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pantai Way Hawang ditetapkan sebagai kawasan Konservasi Taman Wisata Alam Way Hawang.
Kemudian sejak itu pantai ini dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu dan dijadikan pusat penangkaran penyu.
Pantai Way Hawang Juga mejadi tempat dua jenis penyu Sisik dan peyuk Lekang untuk singgah pada saat musim bertelur.