2. Ratu Kalinyamat, Jawa Tengah
Ratu Kalinyamat merupakan putri pertama dari sultan ketiga Kesultanan Demak.
Tetapi ada yang berpendapat bahwa dia merupakan putri ketiga dari enam bersaudara.
Ratu Kalinyamat berhasil membangun kembali perekonomian di wilayahnya yang sempat terpuruk karena perebutan kekuasaan di Demak Bintara.
Bukan hanya itu, Ratu Kalinyamat juga berjasa di bidang militer. Ia memiliki pasukan perang tangguh yang dikirim ke sejumlah wilayah di timur, tepatnya di Haitu Maluku dan wilayah barat ke Kesultanan Johor dan Kesultanan Aceh Darussalam.
Pasukan tersebut dikirim untuk membantu melawan Portugis yang menduduki pos di Maluku dan Malaka.
BACA JUGA:Bagai Singa Betina, 4 Pahlawan Wanita Ini Tidak Takut Penjajah, Jadi Pelopor Kemerdekaan Indonesia
3. Ida Dewa Agung Jambe, Bali
Ida Dewa Agung Jambe merupakan pendiri Kerajaan Klungkung pada tahun 1686.
Dirinya menjadi penerus dinasti Kerajaan Gelgel, yang dulunya adalah pusat kerajaan di Bali serta sempat meraih masa keemasan saat dipimpin Dalem Watu Renggong.
Ida Dewa Agung Jambe gugur bersama para pengikutnya dalam Perang Puputan ketika melawan penjajah Belanda.
BACA JUGA:Kapitan Pattimura, Pahlawan Nasional Asal Timur 'Pejuang' Melawan Belanda, Begini Perjalanannya
4. Bataha Santiago, Sulawesi Utara
Bataha Santiago merupakan seorang Raja Manganitu yang memimpin kerajaan pada 1670 sampai 1675.
Gubernur Belanda, Robertus Padtbrugge, yang berkuasa di Maluku datang dan melakukan perjanjian persahabatan bersama Raja Santiago pada tahun 1675.
Karena enggan tunduk kepada Pemerintahan Belanda, Raja Santiago menolak perjanjian tersebut.