BENGKULU, BETVNEWS - Berdasarkan data Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilu Legislatif 2024, generasi muda berusia usia 22-30 tahun mendominasi pemilih secara nasional, dengan porsi 56 persen atau sekitar 114 juta.
Dimana gen Z merupakan pemilih dengan persentase hampir mencapai 60 persen atau lebih dari separuh yang menjadi pemilih pemula.
Dengan persentase ini tentu gen Z menjadi faktor penentu kemenangan Pilpres.
BACA JUGA:Warga Seluma Pengidap Tumor Ganas, Butuh Bantuan untuk Biaya Pengobatan ke Palembang
Lalu pertanyaannya apakah gen Z di Provinsi Bengkulu akan menjadi penentu kemenangan juga dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024?
Pakar ilmu politik Universitas Bengkulu (UNIB) dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dr. Mas Agus Firmansyah, M.Si., memberikan sudut pandangnya terhadap hal tersebut.
BACA JUGA:DD Tahap Pertama Cair, Dana Rp64,9 Miliar Disalurkan ke 162 Desa di Seluma
"Jawabannya tentu sangat bergantung dari data DPT usia pemilih di Bengkulu apakah juga didominasi gen Z. Selain itu juga sangat ditentukan bagaimana strategi masing-masing kandidat paslon mampu menarik partisipasi dan mengkonsolidasi gen z," kata Dr. Mas Agus Firmansyah, M.Si. Minggu 19 Mei 2024.
BACA JUGA:Kelompok Kepentingan: Kekuasaan dan Kedudukannya dalam Sistem Politik
Mas Agus Firmansyah juga menjelaskan, bagaimana cara menggaet suara anak muda. Tentunya dengan cara melakukan pendekatan kekinian berdasarkan komunitas dan media sosial.
Generasi muda milenial (lahir tahun 1981-1996) dan generasi Z (lahir tahun 1997-2012) sangat peduli dengan isu-isu tertentu. Seperti lapangan pekerjaan dan industri kreatif sehingga calon kepala daerah harus jeli melihat ini.
BACA JUGA:Kebakaran Lahap 5 Ruko di Bengkulu Utara, Berikut Data Korban Terdampak
Strategi menggaet anak-anak muda berikutnya adalah pemanfaatan multi platform komunikasi.
Mereka cenderung berselancar untuk melihat sesuatu yang tengah viral, easy listening, atau mungkin juga 'mudah dikunyah' di media sosial.
Strategi selanjutnya yang bisa menggaet anak muda yaitu pendekatan berbasis hubungan, pemberdayaan dan pelayanan komunitas.