Insulin sendiri merupakan hormon yang diproduksi oleh pankreas dan berfungsi untuk membantu sel-sel tubuh menyerap glukosa dari darah.
Oleh sebab itu, saat proses ini terganggu, glukosa akan tetap berada dalam aliran darah dan menyebabkan kadar gula darah meningkat.
Secara lebih rinci, prediabetes ini terjadi ketika kadar hemoglobin A1c, sebuah indikator rata-rata kadar gula darah selama dua hingga tiga bulan terakhir, berada di kisaran 5,7% hingga 6,4%.
BACA JUGA:20 Unit Handphone di Gerai Milik Warga Kelurahan Lingkar Timur Digasak Pencuri
BACA JUGA:Gramedia Meranti Gandeng PMI Kota Bengkulu Gelar Kegiatan Donor Darah
Angka ini lebih tinggi dari batas normal namun belum mencapai ambang batas diabetes tipe 2 yang biasanya lebih dari 6,5%.
Prediabetes ini juga dapat terdeteksi melalui tes gula darah puasa, di mana kadar gula darah berada dalam rentang 100 hingga 125 mg/dL.
Kedua jenis tes inilah yang membantu dokter dalam mengidentifikasi risiko seseorang untuk berkembang menjadi diabetes tipe 2.
BACA JUGA:7 Cara Biar Tetap Bisa Berpikir Positif, Kamu Perlu Lakukan Hal Ini
BACA JUGA:Tak Kunjung Dibahas Oleh DPRD, APBD-P Seluma 2024 Bakal Disahkan Melalui Perkada
Pada tahap prediabetes, tubuh seringkali tidak menunjukkan gejala yang jelas sehingga banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka berada dalam kondisi ini.
Namun meski tidak menimbulkan gejala signifikan, prediabetes menjadi salah satu indikasi yang menunjukkan bahwa tubuh mulai mengalami masalah dalam mengatur gula darah secara efektif.
Maka dari itu, jika kondisi ini tidak diatasi maka risiko untuk kondisi ini berkembang menjadi diabetes tipe 2 dapat meningkat secara signifikan.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan tes kesehatan secara berkala, terutama jika terdapat faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena prediabetes.
BACA JUGA:8 Rekomendasi Moisturizer untuk Jenis Kulit kering, Bagus Melembabkan Juga Mencerahkan
BACA JUGA:12 Rekomendasi Sunscreen Terbaik dan ber SPF Tinggi, Ampuh Melindungi Wajah Dari Radikal Bebas