Hal ini ditandai dengan disparitas kemampuan literasi antarwilayah serta meningkatnya akses penduduk terhadap teknologi informasi dan komunikasi (TIK), yang sayangnya tidak diiringi dengan kemampuan memilah informasi.
BACA JUGA:Ini Nomor Urut Calon Bupati-Wabup Kaur, Paslon dan Pendukung Diminta Jaga Suasana Kondusif
Oleh karena itu, peningkatan budaya literasi harus diarahkan untuk mendorong inovasi dan kreativitas yang diperlukan dalam mengatasi isu-isu penting, seperti penurunan angka kemiskinan, stunting, pemenuhan hak anak, pembangunan karakter sejak usia dini, pembangunan kewilayahan, penanggulangan bencana, kesehatan, dan pendidikan.
Semua masalah ini adalah akar dari ketidakberdayaan masyarakat dalam mengelola pembangunan diri mereka sendiri.
Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, mengapresiasi kegiatan Gelar Revolusi Mental yang dipusatkan di Provinsi Bengkulu. Ia berharap bahwa kegiatan ini dapat mendorong perkembangan budaya literasi, inovasi, dan kreativitas di daerah tersebut.
BACA JUGA:Ibu-ibu di Kota Bengkulu Jadi Korban Hipnotis, Kehilangan 55 Gram Perhiasan Emas
"Melihat langsung hasil karya Revolusi Mental dan mengikuti kegiatan produktif ini, kita berharap budaya literasi, inovasi, dan kreativitas semakin menjadi landasan yang dikoordinasikan oleh Kemenko PMK. Kami bersyukur acara ini diadakan di Balai Raya Semarak dan diikuti oleh para pemangku kebijakan, termasuk instansi vertikal," ujar Rohidin.
Selain itu, dalam kegiatan tersebut juga dilakukan penyerahan bantuan buku bermutu dan rak secara simbolis kepada 166 perpustakaan desa/kelurahan, taman bacaan masyarakat di 9 kabupaten/kota, serta penyerahan sertifikat cara pembuatan obat tradisional (CPOTB), sertifikat pemenuhan aspek cara pembuatan kosmetik yang baik, dan sertifikat nomor izin edar obat bahan alam.
BACA JUGA:Jelang Kampanye Pilkada Serentak 2024, Bawaslu Provinsi Bengkulu Gelar Apel Siaga
Untuk diketahui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Bengkulu pada tahun 2023 mencapai 74,30. berdasarkan data BPS, tingkat kemiskinan di Provinsi Bengkulu mengalami penurunan dari September 2017 hingga September 2022, meskipun sempat meningkat menjadi 15,30 persen pada September 2020 akibat pandemi COVID-19.
Namun, pada September 2022, angka tersebut berhasil ditekan kembali menjadi 14,34 persen.
(Ilham)