Pasalnya, kandungan anethole yang ada di dalam bunga lawang ini memiliki efek seperti estrogen yang dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh.
Oleh sebab itu, jika rempah ini dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, maka efek ini dapat mengganggu keseimbangan hormonal, terutama pada wanita.
Karena itu, penggunaan berlebihan berpotensi memperburuk kondisi yang berkaitan dengan hormon, seperti gangguan menstruasi atau ketidakseimbangan hormon pada wanita.
BACA JUGA:Cuaca Ekstrem, Warga Kota Bengkulu Diimbau Jaga Kesehatan
BACA JUGA:Mangkir dari Panggilan Bawaslu, Warga Ungkap Kekesalannya Terhadap Salah Satu Paslon Pilgub
4. Memicu keracunan jika terkontaminasi jenis bunga lawang lain
Tidak semua bunga lawang aman untuk dikonsumsi lantaran ada beberapa jenis bunga lawang beracun seperti Illicium anisatum yang tampak serupa namun mengandung senyawa toksik.
Jika seseorang mengonsumsi bunga lawang dalam jumlah besar tanpa memastikan jenisnya, maka risiko keracunan menjadi lebih tinggi.
Gejala keracunan yang ditimbulkan dapat berupa mual, muntah, kejang, hingga gangguan pada sistem saraf yang membutuhkan penanganan medis segera.
BACA JUGA:Batuk Kering Bisa Sembuh dengan Hal Ini, Cukup Rutinkan Setiap Hari
BACA JUGA:125 Wisatawan Asing Masuk Bengkulu Tanpa Pemeriksaan Visa, Kantor Imigrasi Beri Penjelasan
5. Meningkatkan risiko kejang
Pada dosis tinggi, bunga lawang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat terutama pada individu yang memiliki gangguan neurologis.
Oleh sebab itu, penggunaan berlebihan bunga lawang dapat meningkatkan risiko kejang, terutama pada anak-anak dan mereka yang rentan terhadap gangguan saraf.
Hal ini terjadi karena senyawa aktif di dalam bunga lawang dapat merangsang otak secara berlebihan sehingga menyebabkan ketidakseimbangan di dalam sistem saraf.
BACA JUGA:Citilink Terbangkan Jemaah Umroh Bengkulu dari Bandara Fatmawati Soekarno Langsung Tanah Suci