
BENGKULU, BETVNEWS – Setelah bertahun-tahun menunggu, harapan masyarakat RT 13, Kelurahan Pekan Sabtu, Kecamatan Selebar, akhirnya terwujud.
Pemerintah Kota Bengkulu melalui Dinas PUPR mulai merealisasikan pembangunan jembatan baru di kawasan tersebut yang selama ini menjadi langganan banjir.
Kegiatan groundbreaking atau peletakan batu pertama dilakukan langsung oleh Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi bersama sejumlah pejabat pada Rabu (9/7/2025).
Kehadiran Wali Kota di tengah warga disambut antusias, mengingat jembatan lama yang ada di kawasan ini sudah tak lagi memadai.
BACA JUGA:Intip Sederet Manfaat dan Kandungan Nutrisi Daun Suji untuk Kesehatan Tubuh, Cek Disini!
BACA JUGA:Hanya Perlu Lakukan Ini, Merawat Kulit Lebih Mudah dan Sehat Alami
Jembatan yang sebelumnya hanya berupa gorong-gorong sempit kerap menjadi penyebab utama banjir saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut.
Dalam sambutannya, Wali Kota Dedy Wahyudi menjelaskan bahwa anggaran untuk pembangunan jembatan ini sebenarnya sudah disiapkan sejak dirinya masih menjabat sebagai Wakil Wali Kota.
Namun, realisasi pembangunannya sempat tertunda akibat pandemi COVID-19.
“Kenapa selama ini belum kami laksanakan? Dulu waktu saya jadi Wakil Wali Kota, uang sudah dianggarkan. Tiba-tiba COVID, jadi nggak bisa apa-apa. Sehingga uang dialihkan untuk sembako seperti mie, masker dan lainnya,” ucap Wali Kota Dedy Wahyudi.
BACA JUGA:Ampuh Meredakan Sinusitis, Ini Manfaat Buah Nanas yang Perlu Diketahui, Cek Sekarang
BACA JUGA:Manfaat Lain Masker Kopi Sehari-hari, Baik untuk Perawatan kulit, Misalnya Karena Bekas Terbakar
Kini, setelah kondisi anggaran daerah kembali stabil, pembangunan pun mulai dilaksanakan. Menurut Dedy, proyek ini termasuk pekerjaan berat dan membutuhkan proses pengerjaan yang cukup panjang, dengan nilai proyek mencapai Rp 1,3 miliar.
“Hari ini kami lakukan pembangunan dan ini memakan waktu yang lumayan karena pengerjaannya cukup berat dan nilainya juga cukup lumayan Rp 1,3 M,” tambahnya.
Pembangunan jembatan ini tak hanya untuk wilayah RT 13 saja, namun menjadi prioritas karena kondisinya dianggap paling mendesak.