Update PROGRAM BETV Terbaru

Ikuti terus update terbaru program betv beken dengan klik tombol dibawah ini.

Menakar Dampak Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Hutan Lindung Bukit Daun

Menakar Dampak Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Hutan Lindung Bukit Daun

Menakar Dampak Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Hutan Lindung Bukit Daun--(Sumber Foto: BPDAS Ketahun/BETV)

Penyusunan rancangan kegiatan RHL menghasilkan output dokumen rancangan kegiatan yang memuat letak dan luas penanaman, kondisi sosial ekonomi dan budaya, jumlah dan jenis bibit, pola tanam, rencana anggaran biaya, tata waktu pelaksanaan kegiatan, dan peta lokasi tanam yang dalam penyusunannya melibatkan 
instansi, stakeholder, dan kelompok masyarakat terkait. 

Jenis bibit yang ditanam pada lokasi RHL pada kawasan Hutan Lindung Bukit Daun seluas 500 Ha ini antara lain pinang batara, petai, cengkeh, bambang lanang, kayu bawang, karet seedling, durian okulasi, dan karet okulasi.

Penetapan jenis bibit ini berdasarkan hasil pertemuan dengan masyarakat sekitar hutan dan instansi kehutanan terkait dengan mempertimbangkan jenis – jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi tanah, cuaca, dan jenis yang diminati atau menghasilkan bagi masyarakat sekitar hutan. 

Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara swakelola melibatkan kelompok masyarakat sekitar hutan, yaitu Kelompok Tani Hutan (KTH) Sebayur Indah, KTH Nganyau Lestari, dan Gabungan KTH Bukit Resam.

Dampak RHL di Masa Mendatang

Pemeliharaan tanaman RHL masih terus berlanjut hingga tahun ketiga (2026) dan setelah itu dilakukan serah terima hasil pekerjaan oleh BPDAS Ketahun kepada pemangku kawasan yaitu Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bukit Daun.

Harapannya tanaman RHL ini dapat tumbuh dan berkembang dengan baik melebihi syarat minimal keberhasilan tumbuh tanaman yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 23 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan RHL, yaitu 75 %. 

Dampak pelaksanaan RHL dalam mengurangi risiko bencana, khususnya banjir dan tanah longsor telah dilakukan analisis oleh BPDAS Ketahun.

Analisis dilakukan dengan menghitung nilai debit, erosi, dan sedimentasi pada Daerah Tangkapan Air RHL dengan asumsi bahwa tutupan lahan lokasi RHL pada masa mendatang akan berubah menjadi hutan lahan kering sekunder. 

Hasil analisis tata air pada nilai debit limpasan menunjukkan penurunan  debit limpasan sebesar 0,59 m³/detik atau sebesar 1,13 persen.

Debit limpasan merupakan volume air hujan yang mengalir di atas permukaan tanah atau dengan kata lain air hujan yang tidak dapat masuk atau terserap ke dalam tanah. Nilai erosi dan sedimentasi sesuai hasil analisis prediksi dampak RHL juga mengalami penurunan.

Penurunan nilai erosi setelah adanya RHL saat telah berpenutupan hutan lahan kering sekunder sebesar 7,64 ton/Ha/tahun sedangkan penurunan sedimentasi sungai sebesar 2,60 ton/Ha/tahun. Persentase penurunan erosi dan sedimentasi pada kondisi saat RHL berhasil sebesar 33,45 persen. 

Prediksi dampak RHL ini menunjukkan penurunan debit limpasan, erosi, dan sedimentasi sungai di masa mendatang saat RHL berhasil berpenutupan menjadi hutan lahan kering sekunder.

Dampak positif dari RHL ini sangat dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi hutan yang sudah rusak sehingga kejadianbencana banjir dan tanah longsor semakin berkurang.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait