Jadi Penyakit Endemik, Simak Deretan Fakta Tentang Demam Keong

Jadi Penyakit Endemik, Simak Deretan Fakta Tentang Demam Keong

Keong, hewan yang membawa cacing parasit penyebab demam keong.--(Sumber Foto: CNN Indonesia)

Kontak dengan air yang tercemar, seperti saat berenang, bermain air, juga bisa menyebabkan seseorang tertular penyakit ini. Namun cacing ini tidak ditemukan di laut atau kolam renang yang mengandung kaporit.

BACA JUGA:Siap-Siap Musim Kemarau! Ini Penjelasan BMKG

3. Gejala yang perlu diwaspadai

Sebagian orang tidak merasakan gejala ketika awal terinfeksi demam keong. 

Indikasi dan gejala awal yang dapat dirasakan dalam beberapa hari usai terkena infeksi, biasanya adalah gatal dan ruam kulit.

BACA JUGA:Syarat hingga Wajib Haji yang Perlu Diketahui oleh Calon Jemaah

Gejala berikutnya yang dapat terjadi dalam 30-60 hari usai terinfeksi, antara lain:

  • Demam.
  • Panas dingin.
  • Batuk.
  • Nyeri otot dan nyeri.

BACA JUGA:Resep Bumbu Acar Kuning, Nikmat Diolah dengan Ikan Jenis Apapun!

Jika tidak mendapatkan pengobatan dalam kurun waktu yang lama, gejala dapat berkembang menjadi semakin parah, antara lain:

  • Sakit perut.
  • Pembesaran hati (hepatomegali).
  • Darah dalam urine atau disebut hematuria.
  • Kesulitan atau nyeri ketika buang air kecil (disuria).
  • Darah dalam feses atau disebut hematochezia.
  • Keguguran.
  • Schistosomiasis kronis.

BACA JUGA:Angka Stunting di Provinsi Bengkulu Turun 2,3 Persen

Pada kasus yang jarang terjadi, telur dapat merambat ke otak atau sumsum tulang belakang.

Jika hal tersebut terjadi, penderita dapat mengalami kejang, lumpuh, hingga radang sumsum tulang belakang.

BACA JUGA:Ada Oknum Catut Identitas Kasi Intel Kejari Seluma

4. Pengobatan demam keong

Kabar baiknya, penyakit ini bisa disembuhkan dengan resep obat cacing bernama praziquantel. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: