Musim Kemarau 2023 Diprediksi Bakal Lebih Kering, Ternyata Ini Penyebabnya
Gambar hanya ilustrasi. --(Sumber Foto: CNN Indonesia)
BACA JUGA:Resep Minuman Boba Ini Dapat Dijadikan Menu Buka Puasa, Nikmat dan Segar
Sementara pengamatan terkini suhu permukaan laut di Samudera Pasifik memperlihatkan bahwa saat ini intensitas La Nina terus melemah, dengan indeks pada awal Februari 2023 sebesar -0,61.
BACA JUGA:Peristiwa Isra Miraj, Ini Perjalanan Nabi Muhammad SAW hingga Menuju Langit Ketujuh
Menurut Dodo, kondisi La Nina diprediksi akan terus melemah dan bergerak menuju kondisi netral pada Februari – Maret 2023.
Kondisi ENSO (El Nino Southern Oscillation) yang netral diprediksi masih berlanjut hingga pertengahan tahun 2023.
BACA JUGA:Polisi Tertembak Senjata Rekannya, Begini Penjelasan Kapolres
Oleh sebab itu, hal tersebut berdampak pada musim kemarau tahun 2023 diperkirakan akan lebih kering dari 3 tahun terakhir.
BACA JUGA:Peringati Isra Miraj di Bengkulu, Ini Kata Ustadz Fadlan Garamatan
“BMKG akan bekerja sama dengan sektor mana saja yang bisa terkena dampak kekeringan, dengan memberikan informasi perkembangan iklim secara berkala dan secara bersama akan menetapkan langkah-langkah mitigasi,” pungkas Dodo.
BACA JUGA:Bengkel Variasi Sepeda Motor Kemalingan
BMKG merinci daerah-daerah yang diprediksikan mendapatkan potensi curah hujan bulanan kategori rendah (akumulasi kurang dari 100 mm/bulan) yang menghasilkan probabilitas kekeringan tinggi sebagai berikut:
BACA JUGA:Lomba Mancing Forkopimda, Meriahkan HUT Mukomuko ke-20
• Maret
Sulawesi Tengah bagian Tengah
BACA JUGA:Misterius! Ada Angkot Mati Mesin, Tiba-Tiba Terbakar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: