Tanda Kiamat Makin Nyata, Ini Penjelasan Matahari Terbit dari Barat Menurut Al-Quran dan Sains

Tanda Kiamat Makin Nyata, Ini Penjelasan Matahari Terbit dari Barat Menurut Al-Quran dan Sains

Gambar hanya ilustrasi. --(Sumber Foto: Doc/BETV)

BACA JUGA:Kendala Diatasi, Layanan Cabang, ATM & Mobile Banking BSI Sudah Kembali Normal

Para peneliti juga mencatat perubahan iklim yang telah terjadi. Dalam studi terbaru tentang perubahan iklim seperti yang didokumentasikan dalam lingkaran batang tanaman tahunan, menginformasikan empat musim (musim panas, musim gugur, musim dingin, dan musim semi) mulai dari 12 bulan dalam setahun, beberapa minggu setiap bulan, dan beberapa siang dan malam setiap hari.

BACA JUGA:Niat Hati Ingin Melerai, Warga Seluma Ditusuk Kakak Sendiri hingga Meninggal Dunia

Dalam penelitian ini, para ilmuwan menemukan bahwa jumlah hari dalam setahun telah berkurang dari waktu ke waktu.

Sampai pada kesimpulan bahwa rotasi bumi pada porosnya di depan matahari adalah satu-satunya faktor yang dapat menyebabkan penurunan ini.

BACA JUGA:PDI-P Lebong Daftar ke KPU, Kuota Perempuan Lebihi Target

Jumlah musim dan bulan tidak akan berubah akibat peningkatan kecepatan, tetapi akan ada lebih banyak hari, minggu, dan tahun dan lebih sedikit hari (siang dan malam).

Para ilmuwan menemukan bahwa ada lebih dari 2.000 hari dalam setahun pada awal penciptaan setelah membuat beberapa bagan yang menunjukkan jumlah hari di berbagai era geologis. Saat itu, siang dan malam ada kurang dari empat jam. 

BACA JUGA:Astaghfirullah! Seorang Nenek Jadi Korban Asusila, Pelakunya Berusia Lanjut

Salah satu ayat dari Quran telah mengungkap fenomena ini, yang artinya:

"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan Bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy’. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat,” Q.S Al-A'raf Ayat 54.

BACA JUGA:Pelimpahan Tahap 2 Kasus OTT di Seluma, Kuasa Hukum Tersangka 'Balas' Kejari Seluma

Melalui pemeriksaan garis pertumbuhan pada tulang hewan, seperti yang ditemukan di terumbu karang tua dan sisa-sisa bebatuan dari era geologis sebelumnya, para ilmuwan dapat menentukan perlambatan bertahap rotasi Bumi pada porosnya.

Gesekan yang disebabkan oleh pasang surut dan angin yang mengalir berlawanan arah dengan rotasi menyebabkan kecepatan rotasi Bumi pada porosnya melambat secara bertahap.

BACA JUGA:138 Kendaraan Dinas Nunggak Pajak, Kepala BPKAD Mengaku Baru Mengetahui

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: