Kisah Istri Nabi Muhammad SAW, Hanya Aisyah Satu-satunya yang Dinikahi Masih Gadis! Siapa Perantaranya?

Kisah Istri Nabi Muhammad SAW, Hanya Aisyah Satu-satunya yang Dinikahi Masih Gadis! Siapa Perantaranya?

Gambar merupakan ilustrasi.--(Sumber Foto: Doc/BETV)

BACA JUGA:Ada Malaikat yang Tidak Tersenyum Ketika Bertemu Nabi Muhammad, Begini Kisahnya

"Bolehkah beliau menikahi putriku, bukankah Aisyah adalah anak dari saudaranya sendiri?" Khaulah kembali menemuai Rasulullah SAW menyampaikan pertanyaan tersebut.

Nabi Muhammad SAW berkata, "Temui kembali Abu Bakar dan katakan jawabanku kepadanya, Engkau adalah saudaraku dalam Islam. Aku tetap menjadi saudaramu. Putrimu boleh menikah denganku."

BACA JUGA:Masya Allah! 10 Sahabat Nabi Muhammad Ini Telah Dijamin Masuk Surga, Siapa Saja Mereka?

Sebelum Rasulullah SAW meminang Aisyah, ternyata beliau sudah bertunangan dengan Jabir bin Mut Aim bin Adi.

Abu Bakar tidak ingin membatalkan pertunangan tersebut secara sepihak, tanpa adanya pembicaraan antar keluarga ayah Jabir.

Sehingga, Abu Bakar pergi ke kediaman Mutm bin Adi yang merupakan Ayah Jabir, dan saat itu keluarga Jabir belum masuk Islam.

BACA JUGA:Nasib Keturunan Nabi Muhammad SAW di Hari Kiamat, Benarkah Selamat karena Nasab? Ini Jawabannya!

Setelah disampaikan maksud kedatangannya, Muthim lantas meminta pendapat istrinya, kemudian istrinya menjawab, "Wahai Abu Bakar engkau ingin agar anak kami masuk Islam setelah menikah dengan putrimu." Namun, pada akhirnya Aisyah pun dinikahkan dengan Nabi Muhammad SAW.

Diketahui bahwa kala itu, Aisyah masih seorang gadis cilik yang kekanak-kanakan, bahkan sering sekali membuat marah ibunya, lantas ia mendapat hukuman.

Terkadang, Rasulullah melihat Aisyah saat tengah dimarahi kemudian membuat beliau iba.

BACA JUGA:Kisah Abu Dujanah Sahabat Nabi, Ternyata Ini yang Membuat Rasulullah Menangis!

Nabi Muhammad SAW berkata kepada ibunya Aisyah, "Wahai Ummu Ruman perlakukanlah Aisyah dengan baik, jagalah ia untukku."

Diketahui usia Aisyah saat dinikahi Nabi Muhammad SAW adalah 6 tahun. Lantas, apa tujuan pernikahan tersebut.

Tujuan paling mendasar ialah untuk mengukuhkan hubungan antara kekhalifahan dan kenabian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: