KPU

Keturunan Majapahit di Tulungagung Lakukan Babat Alas, Ternyata Karena Hal Ini hingga Desanya Diakui, Apa Itu?

Keturunan Majapahit di Tulungagung Lakukan Babat Alas, Ternyata Karena Hal Ini hingga Desanya Diakui, Apa Itu?

Ilustrasi. Keturunan Majapahit di Tulungagung lakukan babat alas.--(Sumber Foto: Doc/BETV)

BETVNEWS - Masih tentang keturunan dari Kerajaan Majapahit dan kali ini jejaknya berada di desa yang ada di Tulungagung.

Diketahui masih banyak keturunan yang asalnya dari Majapahit hingga sekarang masih hidup.

Lantas, terkait Majapahit tentu saja sangat erat kaitannya dengan Raden Wijaya selaku pendiri sekaligus raja pertama kerajaan Majapahit.

BACA JUGA:Keturunan Majapahit Ini Masih Hidup Berpuluh-puluh Tahun, Ternyata Tinggal Dekat Goa di Mojokerto, Sudah Tahu?

Kerajaan Majapahit telah menjadi sejarah melegenda di masyarakat Indonesia, tidak hanya itu masih terdapat sejumlah misteri yang belum terpecahkan.

Diketahui desa yang berada di daerah Tulungagung bagian selatan, lantas melakukan babat alas dengan pengikutnya.

BACA JUGA:Bak Surga Tersembunyi! Ini Pesona Air Terjun Madakaripura, Konon Jadi Pertapaan Patih Gajah Mada Era Majapahit

Dilansir dari kanal YouTube Viper Kediri yang diunggah pada 28 Mei 2022, keturunan Majapahit yang ada di Tulungagung merupakan seorang kepala kawedanan di masa kolonial Belanda tempatnya pada tahun 1844.

Kepala kawedanan merupakan kepala wilayah administrasi di bawah kabupaten dan berada di atas kecamatan.

BACA JUGA:Kisah Tragis Dyah Wiyat dan Ra Tanca di Kerajaan Majapahit, Cinta Putri Raja yang Terhalang Status Sosial

Sebagai keturunan Majapahit dan merupakan kelahiran asli Jawa Tengah dan merupakan keturunan Majapahit ke-7.

Tidak hanya itu, beliau yang merupakan keturunan Majapahit ini mempunyai seorang ayah dengan jabatan sebagai Bupati Tulungagung ke-5 dan kakeknya adalah Bupati Tulungagung ke-2 pada masa tersebut.

BACA JUGA:Sebut Keturunan ke-12 Kerajaan Majapahit, Goa di Mojokerto Ini Jadi Tempat Pertapaan Raden Wijaya, Apa Benar?

Di masa kolonial Belanda, orang tersebut pernah berselisih oleh tentara Belanda yang kemudian dibuang di suatu alas (saat ini telah menjadi desa).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: