Tak Tuai Kesepakatan, Musyawarah Pembongkaran Portal Kuari Desa Talang Alai Diwarnai Kericuhan

Tak Tuai Kesepakatan, Musyawarah Pembongkaran Portal Kuari Desa Talang Alai Diwarnai Kericuhan

Musyawarah pembongkaran portal jalan menuju tambang kuari Desa Talang Alai sempat diwarnai kericuhan, Selasa 16 April 2024.--(Sumber Foto: Julyan/BETV)

BENGKULU, BETVNEWS - Musyawarah terkait pembongkaran portal jalan ke kuari, pada Selasa 16 April 2024 tak menuai kesepakatan.

Dalam musyawarah tersebut, sempat terjadi kericuhan dimana masyarakat Desa Talang Alai Kecamatan Air Periukan yang pro dan kontra hampir terlibat perkelahian. 

BACA JUGA:Pertamina Jamin Pasokan LPG di Bengkulu Pasca Lebaran, Berikut Ciri-ciri Pangkalan Resmi

Sebagai informasi, portal beton yang dibuat oleh warga pada 7 Februari 2024 lalu, diminta segera dibongkar oleh sebagian masyarakat lainnya serta pihak tambang.

Pasalnya, jalan yang diportal merupakan jalan desa dan fasilitas umum sehingga mengganggu aktivitas keluar masuk kendaraan pengangkut hasil kebun. 

BACA JUGA:Polemik Kuari Desa Talang Alai Berlanjut, Tuntut Portal Beton Dibuka

"Saya tidak setuju kalau diportal disitu, ini kan akses jalan desa jadi menganggu. Kalau mau diportal silahkan di simpang jalan masuk kuari itu tidak masalah," sampai Kadus 1 mewakili masyarakat, Selasa 16 April 2024.

BACA JUGA:6 Kecamatan Terdampak Banjir di Kabupaten Lebong, 2 Terisolir

Rencananya pihak kuari dan masyarakat yang mendukung kuari berdiri akan membongkar portal jalan. Namun hal tersebut kandas karena seluruh lapisan masyarakat belum sepakat. 

Saat masyarakat dipertemukan dengan pihak kuari serta ditengahi BPD, APH, dan pemerintah desa, suasana musyawarah yang awalnya berjalan santai, namun sempat diwarnai dengan aksi kericuhan. 

BACA JUGA:Pesan Rohidin Mersyah Jelang Masa Jabatan Berakhir di Halal Bihalal Pemprov Bengkulu

Beruntungnya, pihak keamanan sudah bersiap siaga di lokasi musyawarah, sehingga kericuhan bisa diredam.

Jika tidak segera diredam, dikhawatirkan akan terjadi baku hantam di antara kedua pihak. 

Ketua BPD Ekwansyah alias Eko mengatakan, masyarakat sudah menyatakan sikap menolak keberadaan kuari karena merasa dirugikan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: