Mahasiswa Bengkulu di Yogyakarta Menolak Pergantian Nama Bumi Rafflesia Jadi Bumi Merah Putih

Mahasiswa Bengkulu di Yogyakarta Menolak Pergantian Nama Bumi Rafflesia Jadi Bumi Merah Putih

Rencana perubahan nama Bumi Rafflesia menjadi "Bumi Merah Putih" di Provinsi Bengkulu menuai penolakan dari berbagai pihak.--(Sumber Foto: Imron/BETV)

BENGKULU, BETVNEWS - Rencana perubahan nama Bumi Rafflesia menjadi "Bumi Merah Putih" di Provinsi BENGKULU menuai penolakan dari berbagai pihak.

Ketua Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Provinsi Bengkulu Yogyakarta (IKPMPB-Y), Fhareza Alvindo, menilai pergantian tersebut kurang memiliki dasar yang kuat dan tidak mendesak untuk dilakukan.

BACA JUGA:Main TikTok Bisa Dapat Cuan, Saldo DANA Auto Masuk Dompet Digital, Ini Caranya

Menurutnya, alih-alih fokus pada perubahan nama, pemerintah seharusnya lebih mengutamakan pengembangan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) di Bengkulu yang masih tertinggal.

Sejarah Bumi Rafflesia sendiri sangat lekat dengan identitas Bengkulu. Nama ini merujuk pada bunga langka Rafflesia arnoldi, yang merupakan ikon provinsi ini dan dikenal sebagai bunga terbesar di dunia. 

BACA JUGA:Uang Persediaan di DPRD Seluma Diusulkan Bertambah Jadi Rp800 Juta

Dengan identitas yang telah terbangun kuat selama bertahun-tahun, perubahan menjadi Bumi Merah Putih dianggap kurang relevan dan tidak mencerminkan kekhasan daerah Bengkulu.

Alasan utama yang melatarbelakangi perubahan nama ini adalah karena Bengkulu merupakan tanah kelahiran Ibu Fatmawati, istri Presiden Soekarno dan penjahit bendera pusaka merah putih.

BACA JUGA:Seluma Terima Rp472 Juta dari Opsen PKB dan BBNKB

Namun, menurut Fhareza, alasan ini kurang kuat, karena proses penjahitan bendera merah putih terjadi di Jakarta, bukan di Bengkulu.

Oleh sebab itu, menjadikan faktor tersebut sebagai dasar utama pergantian nama dianggap tidak cukup kuat dan kurang memperhatikan aspek sejarah serta budaya Bengkulu secara menyeluruh.

BACA JUGA:HIPMI Center Bengkulu Diresmikan Sebagai Pusat Pengembangan Pengusaha Muda dan Ekonomi Kreatif

“Seharusnya pemerintah lebih fokus pada pengembangan infrastruktur, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat Bengkulu ketimbang mengurus perubahan nama yang sama sekali tidak memiliki urgensi,” ujar Fhareza.

Lebih lanjut, Ia juga menambahkan bahwa perubahan nama ini seharusnya melalui kajian yang lebih komprehensif dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: