Dalam kurun waktu tahun 1965 hingga 1998, masyarakat dilarang merayakan Imlek di depan umum.
Hal tersebut berkaitan dengan rezim pada masa Orde Baru yang melarang semua hal yang berhubungan dengan Tionghoa, salah satunya yakni perayaan Imlek.
BACA JUGA:Festival Vokasi Satu Hati Kembali Bergulir, Diikuti Pelajar dan Guru dari 711 SMK Seluruh Indonesia
Kemudian ketika kepemimpinan beralih ke Presiden Abdurrahman Wahid, pelarangan Imlek dicabut hingga akhirnya masyarakat berdarah Tionghoa yang tinggal di Indonesia bisa merayakan Imlek dengan bebas mulai tahun 2000.
Selanjutnya pada masa kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri, dikeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2002 per tanggal 9 April 2002. Peraturan tersebut berisi peresmian Imlek sebagai hari libur nasional di Indonesia.
(**)