BACA JUGA:Amerika Serikat Blokir TikTok, Ini Negara Pertama yang Memberlakukan Larangan, Dituding Curi Data?
Salah satu contoh, pemain roleplay akan mencantolkan diir kepada seorang aktris favorit, kemudian diberi nama orang lain.
Sosok itu kemudian akan dimainkan oleh player roleplay menjadi karakter sesuai dengan yang diinginkan, dan bisa saja berbeda dengan dunia nyata.
BACA JUGA:Bukan Amerika Serikat! Ternyata Indonesia Sudah Lebih Dulu Blokir TikTok, Benarkah?
Semakin banyaknya roleplayer yang bergabung, maka akan tercipta sebuah cerita yang akan terus dimainkan.
Kaena roleplay di TikTok dimainkan dengan banyak player, dengan watak dan maksud yang berbeda tentu hal ini akan memiliki dampak buruk jika dimainkan anak-anak tidak dalam pengawasan orangtua.
Ya, game roleplay akan mengancam keselamatan anak-anak ataupun berpengaruh negaitif, karena dalam permainan roleplay di TikTok memang akan memakan waktu.
Selain itu, jika dimainkan oleh anak-anak ditakutkan akan terjadi kasus-kasus yang tentunya tidak wajar, semisalnya eksploitasi anak, pelecehan seksual, kehilangan identitas diri, dan bisa ketregantungan dan kecanduhan.
BACA JUGA:Indonesia Negara Pertama Blokir TikTok? Amerika Susul Belakangan, Begini Penjelasannya
Peran aktif orang tua memang dibutuhkan dalam rangka mengawasi kegiatan anak-anak, terlebih dengan kecanggihan teknologi saat ini ditambah semakin banyaknya aplikasi yang bisa diakses anak.
Maka keberadaan orangtua, memang akan sangat menunjang dalam rangka menjaga anak-anak dari hal-hal yang tidak diinginkan.(*)