Nabi Muhammad SAW bertanya, "Apakah dosa-dosa besar itu, wahai Dihyah?"
"Aku termasuk salah satu dari pembesar Arab, aku tidak menghendaki putri-putriku mempunyai suami, sehingga tidak akan disebut-sebut Fulan ibn Fulan anak menantu Dihyah. Untuk itu, kubunuh semua putriku yang berjumlah 70 orang dengan tanganku sendiri," jawab Dihyah.
Mendengar itu, timbul rasa ragu dalam dir Nabi SAW terhadap hal itu.
Kemudian Malaikat Jibril AS turun, sembari berkata,
"Hai Rasulullah, katakanlah firman Allah SWT kepada Dihyah Al-Kalbi, 'Demi keperkasaan-Ku dan kemuliaan-Ku, sesungguhnya ketika engkau mengucapkan, La ilaha illallah Muhammad rasulullah maka sudah Aku ampuni kekufuranmu selama 60 tahun. Dan telah Aku ampuni pula caci makimu kepada-Ku selama 60 tahun. Maka, bagaimana Aku tidak mengampuni perbuatanmu membunuh anak-anakmu, padahal mereka adalah anak-anakmu sendirI." (Ibn Sa'ad dalam Thabaqat Al Kabir)
Abu Bakar berkata, "Maka, Nabi SAW dan para sahabat menangis bersama-sama"
Nabi SAW bersabda, "Tuhanku, Engkau telah mengampuni Dihyah yang sudah membunuh putri-putrinya dengan kalimat syahadatnya yang sekali saja. Maka, bagaimana Engkau tidak mengampuni orang-orang beriman yang mempunyai dosa-dosa kecil dengan syahadat mereka yang berkali kali?" ((Ibn Sa'ad dalam Thabaqat Al Kabir)
Usai memeluk Islam, Dihyah selama hidupnya pernah menyaksikan peristiwa Perang Badar bersama dengan Rasulullah SAW.
Dia tinggal di desa Al-Mizit, yang dekat dengan Damaskus, selama masa hidupnya, yang berlangsung hingga masa pemerintahan Khalifah Muawiyah.
BACA JUGA:Sudah Tahu Belum? Ini 7 SIfat Malaikat Allah, Berbeda Jauh dengan Manusia!
Selain itu, Nabi Muhammad SAW mengutusnya ke pimpinan Bashrah untuk menyerahkan surat itu kepada Raja Heraclius.
Demikian kisah Dihyah, sahabat Nabi yang paling tampan hingga malaikat Jibril pernah menjelma dirinya. Semoga bermanfaat. (*)
Baca dan Cari Artikel Lainnya di Google News