Kemudian pada malam hari dia mengangkat dan membaringkan jenazah pamannya di depan rumah salah seorang Bani Israil. Keesokan harinya beberapa orang menuduh pemilik rumah sebagai pembunuhnya. Sementara sebagian lain lagi tidak setuju.
Maka terjadilah perdebatan dan pertengkaran. Seseorang mengusulkan untuk mendatangi Nabi Musa dan bertanya siapa yang membunuh orang ini.
Mereka bertanya
"Wahai Musa, engkau Nabi Allah, maka tanyakanlah kepada Allah siapa yang membunuh lelaki itu".
Kemudian Nabi Musa memohon petunjuk kepada Allah SWT dan mendapat perintah agar mereka menyembelih seekor sapi betina.
Allah SWT berfirman:
"Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: 'Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina.' Mereka berkata: 'Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?' Musa menjawab: 'Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil". (Q.S. Al-Baqaah 2:67)
Mendapat perintah menyembelih sapi betina, mereka langsung bereaksi negatif. Mereka menuduh Musa mempermainkan atau mengolok-olok mereka.
Dalam pikiran mereka, apa hubungannya menyembelih seekor sapi dengan menemukan si pembunuh.
Meski telah melalui banyak peristiwa besar dan luar biasa bersama Musa, Bani Israil masih belum sepenuhnya mempercayai Musa.
Menerima tuduhan ejekan, Musa berkata:
"Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil".
BACA JUGA:Kisah Keledai Nabi Uzair, Bukti Kekuasaan Allah hingga Dijamin Menjadi Hewan Penghuni Surga
Pemilihan penyembelihan sapi sebagai cara dikaitkan dengan peristiwa di mana sebagian Bani Israil menyembah anak sapi yang dibuat oleh Samiry. Untuk mengikis sisa-sisa pemujaan sapi dari hati dan pikirannya, mereka diperintahkan untuk menyembelih sapi.
Memang mereka bisa dengan mudah menemukan sapi apa saja, kemudian menyembelihnya sebagaimana perintah Allah yang disampaikan oleh Musa. Namun mereka justru menanyakan kembali tentang sifat sapi yang akan disembelih. Allah SWT berfirman: