"Mereka menjawab: 'Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan kepada kami; sapi betina apakah itu.' Musa menjawab: 'Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; Maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu'". (Q.S. Al-Baqaah 2:68)
Mereka bertanya seolah-olah Allah SWT hanyalah Tuhan Nabi Musa, bukan Tuhan mereka juga. Hal tersebut menunjukkan bahwa hati mereka masih jauh dari Allah SWT.
Setelah dijelaskan kepada mereka bahwa sapi yang akan disembelih itu tidak tua dan tidak muda, mereka tidak langsung mencarinya. Mereka malah kembali menanyakan warna apa itu. Allah SWT berfirman:
"Mereka berkata: 'Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya'. Musa menjawab: 'Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya.'" (Q.S. Al-Baqaah 2:69)
Saat mereka terus bertanya, tugas mereka menjadi semakin sulit. Namun mereka tidak menyadarinya, sehingga mereka terus bertanya, sapi kuning mana yang harus mereka sembelih? Allah SWT berfirman:
"Mereka berkata: 'Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu).'" (Q.S. Al-Baqaah 2:70)
Mereka tidak segera melakukan perintah, tetapi terus bertanya. Padahal sudah cukup jelas sapi seperti apa yang harus dicri, yakni sapi betina yang tidak tua dan tidak muda, memiliki warna kuning yang indah.
Meskipun sudah cukup jelas, namun karena mereka tidak memiliki sikap ketaatan dan kepercayaan penuh kepada Musa, mereka terus bertanya.
Akhirnya ada satu lagi sifat sapi yang harus mereka cari dan sembelih.
Allah SWT berfirman:
"Musa berkata: 'Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya.' Mereka berkata: 'Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya'. Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu." (Q.S. Al-Baqaah 2:71)
Karena banyak pertanyaan yang tidak berguna, tugas yang sebelumnya sederhana dan mudah dilakukan menjadi sulit. Semakin banyak mereka bertanya, semakin sulit tugasnya. Al-Qur'an menyatakan betapa sulitnya menemukan sapi yang sesuai dengan ciri-ciri yang disebutkan oleh Allah SWT. Mereka hampir tidak bisa menemukannya.
Oleh sebab itu, sebagai umat Islam tidak boleh meniru akhlak buruk Bani Israil. Tidak apa-apa untuk bertanya jika tidak tahu.
Tetapi menanyakan sesuatu yang sudah jelas, seperti pertanyaan Bani Israil tentang sapi, justru akan mempersulit.