Arti Kembar Mayang Jika Tidak Diangkat Sejajar Kepala
Kembar Mayang digunakan selama proses midodareni hingga temu manten.
Dalam adat Jawa, Kembar Mayang merupakan simbol penyatuan individu antara pengantin wanita dengan pengantin pria dalam rumah tangga.
Ada 3 jenis mayang yang dikenal dalam pernikahan adat Jawa yaitu Kembar Mayang, Kembang Mayang dan Gagar Mayang.
Kembar Mayang digunakan dalam pernikahan antara pengantin yang masih lajang atau jaka dan gadis. Lalu ada kembang Mayang yang digunakan untuk pernikahan antara Gadis dan duda. Sedangkan Gagar Mayang digunakan untuk mengiring perawan atau gadis meninggal dunia dan belum menikah.
BACA JUGA:Apa Arti Kembar Mayang, Jika Tidak Diangkat Sejajar Kepala dalam Pernikahan Adat Jawa
Kembar mayang harus diangkat diatas kepala atau sejajar dengan pundak oleh pembawa atau pendamping pengantin. Hal itu menunjukkan mempelai masih perjaka dan perawan.
Jika kembar mayang tidak diangkat dan dibawa pendamping pengantin hanya sebatas perut atau tidak sejajar kepala, maka artinya mempelai sudah tidak perjaka dan tidak perawan.Dan jika posisi tinggi kembar mayang tidak melebihi perut, maka mempelai perempuan dalam kondisi hamil.
Jika pengantin wanita sedang hamil dan kembar mayang diangkat di atas kepala maka ditakutkan pengantin wanita akan keguguran.
Bukan hanya itu saja, pembawa kembar mayang pun dibawa oleh sepasang perjaka dan gadis di belakang mempelai pengantin pria dan pengantin wanita.
BACA JUGA:Tradisi Unik di Afrika, Agar Cantik Para Wanita Tato Gusi Warna Hitam
Dan saat dibawa, kembar mayang tidak boleh jatuh. Jika jatuh dipercaya pernikahan tidak akan bertahan lama.
Namun beda daerah beda juga makna dari posisi kembar mayang.
BACA JUGA:Tradisi Pernikahan Unik di Jepang, Pengantin Wanita Sembunyikan Wajah dengan Cat Putih
Sehingga posisi kembar mayang tidak dapat dipukul rata jika tidak diangkat sejajar kepala, bukan berarti menggambarkan mempelai wanita telah hamil duluan. Sejatinya kembar mayang menandakan prosesi pernikahan antara gadis dan perjaka dengan harapan dapat berjalan sakinah, mawaddah dan warahmah.
(*)