BENGKULU, BETVNEWS - Anggota Komisi I DRPD Provinsi Bengkulu, Sumardi, mengungkapkan keprihatinannya terhadap maraknya kasus pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan sekolah.
Hal ini disampaikan menyusul adanya laporan meningkatnya insiden pelecehan seksual terhadap siswi di beberapa sekolah di Bengkulu.
Anggota Komisi I DRPD Provinsi Bengkulu, Sumardi, mengungkapkan keprihatinannya terhadap maraknya kasus pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan sekolah. --(Sumber Foto: Ilham/BETV)
BACA JUGA:Wantimpres Bakal Kunjungi Seluma, Bahas Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan
Sumardi menegaskan bahwa pelecehan seksual merupakan pelanggaran serius yang tidak boleh dianggap remeh, terutama ketika korban adalah anak-anak yang seharusnya dilindungi di lingkungan pendidikan.
"Kami sangat menyayangkan kejadian ini dan mendesak pihak terkait, termasuk pemerintah daerah dan lembaga terkait untuk segera mengambil langkah-langkah preventif dan penegakan hukum yang tegas," ujar Sumardi, Senin 24 Juni 2024.
BACA JUGA:DPRD Provinsi Bengkulu RDP Bersama Timsel JPT Pratama Eselon II Pemprov Bengkulu
Sumardi juga menyoroti perlunya penguatan sistem pengawasan dan pendidikan terhadap hak-hak anak di sekolah sebagai langkah awal dalam mencegah kasus serupa di masa depan.
"Perlu sistem pengawasan yang ketat agar pelecehan seksual kepala pelajar atau dilingkungan sekolah tidak terjadi," ungkapnya.
BACA JUGA:Setubuhi Pelajar SMA, Remaja 18 Tahun di Rejang Lebong Masuk Bui
Sumardi menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak terkait untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi seluruh siswa di Bengkulu.
"Kita akan mengawal dan memastikan agar setiap anak mendapatkan perlindungan yang layak di lingkungan pendidikan," ujarnya.
BACA JUGA:Penetapan DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah Masih Tunggu Putusan SK 442
Untuk diketahui, data yang dihimpun, beberapa kasus pelecehan seksual melibatkan guru sekolah sebagai pelaku, yang semakin memperparah kondisi dan menimbulkan ketakutan di kalangan siswa dan orang tua.
Terbaru terjadi di salah satu Sekolah Menenga Atas (SMA) di Kota Bengkulu seorang guru olahraga melakukan persetujuan dengan siswa dengan modus menjanjikan nilai bagus.(ADV)