Sementara itu, Pengamat politik, Drs. Heri Supriyanto, MSi menambahkan pentingnya bagi perempuan untuk memilih kandidat berdasarkan rekam jejak dan kualitas yang terbukti.
BACA JUGA:Pedagang Daging di Kota Bengkulu Kena Tipu Rp240 Juta, Modus Kerja Sama Bisnis Katering
BACA JUGA:Resmi Terbentuk, Berikut Susunan Alat Kelengkapan DPRD Kota Bengkulu 2024-2029
Ia menekankan bahwa dalam memilih kandidat, perempuan harus cermat dalam melihat kapasitas dan kapabilitas calon.
"Perempuan harus tahu rekam jejak kandidat dan memilih mereka yang memiliki kapasitas, kapabilitas, serta terbukti berbuat nyata untuk masyarakat," ujar Heri.
Hal ini, menurutnya, akan membantu memastikan bahwa kandidat yang terpilih benar-benar mampu membawa perubahan yang positif.
Wahyu juga menyoroti peran perempuan sebagai pemimpin opini di keluarga, penggerak komunitas, dan agen perubahan sosial.
BACA JUGA:Rohidin-Meriani Siap Hadapi Debat Perdana Cagub-Cawagub Bengkulu 2024
BACA JUGA:KSPSI Optimis Kolaborasi Rohidin dan Meriani Akan Sejahterakan Pekerja di Bengkulu
Perempuan berperan penting dalam mengadvokasi isu-isu sosial, mendidik generasi muda tentang pentingnya keterlibatan politik, serta menyebarkan informasi yang akurat.
"Perempuan adalah agen perubahan sosial. Mereka mengatasi hambatan sosial, memperkuat keterlibatan perempuan lain, dan menjadi pemimpin di komunitas," kata Wahyu.
Disisi lain, Koordinator Jaringan Peduli Perempuan Bengkulu (JPBB) Fonika Thoyib, M.I.Kom, turut mengingatkan pemilih untuk berhati-hati terhadap hoaks yang sering muncul menjelang Pilkada.
Informasi palsu dapat menciptakan polarisasi di masyarakat dan menimbulkan kegaduhan sosial.
BACA JUGA:9 Simpang di Kota Manna Akan Dipasang Traffic Light, Ini Lokasinya
BACA JUGA:13 Pelamar CPNS Pemprov Bengkulu Tak Perlu Ikut Tes SKD, Ini Penjelasannya
"Hoaks sering kali menggunakan judul yang bombastis dan narasi provokatif. Dampaknya bisa sangat besar, mulai dari kerugian ekonomi hingga hilangnya kepercayaan publik," ujar Fonika.