Namun, pernyataan Sonti dalam videonya dianggap tidak sesuai dengan fakta, sehingga menimbulkan ketidakpuasan di kalangan ahli waris. Sabam menambahkan, mereka meminta video tersebut dihapus dari media sosial.
"Kami ingin mengklarifikasi pernyataan Sonti dalam video tersebut. Kami juga telah meminta agar video itu dihapus," ujar Sabam.
BACA JUGA:Kasus Dugaan Korupsi Dana BOS SMPN 17 Bengkulu, JPU Akan Hadirkan 85 Saksi
Lebih lanjut, Sabam mengatakan, Sonti telah menyatakan permohonan maaf dan mengakui kesalahan dalam pernyataan yang disampaikan di video tersebut.
"Beliau telah menghapus postingan itu dari media sosial. Kami menunggu klarifikasi lebih lanjut mengenai pernyataan yang keliru tersebut," tegas Sabam.
Diketahui, TPU tersebut memiliki sejarah panjang dengan lahan sekitar 10 hektare, tetapi sekitar 8 hektare telah digunakan untuk pembangunan. Kini tersisa 2 hektare untuk pemakaman umat Kristen, yang selama ini diperjuangkan agar tidak digusur.
(Ilham)