Mengenal Eksibisionis, Gangguan yang Diidap Pemuda Pamer Alat Vital di Bengkulu

Mengenal Eksibisionis, Gangguan yang Diidap Pemuda Pamer Alat Vital di Bengkulu

Foto merupakan ilustrasi.--(Sumber Foto: Koranmemo.com)

BETVNEWS- Masyarakat Bengkulu tengah ramai memperbincangkan video seorang pria yang memamerkan kemaluannya kepada seorang Mahasiswi berinisial L-K, pada Selasa 3 Januari 2022 lalu. 

Tindakan ini sering disebut sebagai eksibisionisme. Gangguan eksibisionis adalah suatu kondisi dimana terdapat fantasi, desakan, memperlihatkan alat kelamin kepada orang lain tanpa persetujuan.

BACA JUGA:Destinasi Keluarga! Ini Bedanya Wisata Air Dengan Satwa Jogja, Cek di Sini

Bahkan cenderung tiba-tiba atau tiba-tiba, terutama kepada orang asing. Gangguan eksibisionistik dapat dialami baik oleh pria maupun wanita. Namun umumnya gangguan ini lebih sering diderita oleh pria.

Sekitar 30% pria yang melakukan kejahatan seksual adalah pengidap eksibisionis. Biasanya pelaku akan terangsang dan masturbasi saat memperlihatkan kemaluannya secara langsung dan tiba-tiba kepada orang lain.

Eksibisionis mendapatkan kenikmatan seksual setelah melakukannya. Kondisi ini merupakan gangguan paraphilic, yang berkaitan dengan pola atipikal dari gairah seksual yang diperparah dengan adanya gangguan klinis.

BACA JUGA:Buru Pemilik Tanaman Ganja di Air Rusa, 4 Saksi Diminta Keterangan

Ada beberapa faktor yang menyebabkan gangguan eksibisionisme:

  • Gangguan kepribadian
  • Penyalahgunaan alkohol
  • Ketertarikan pada pedofilia
  • Faktor lain yang menyebabkan eksibisionisme adalah trauma karena kelemahan seksual di masa kanak-kanak.

BACA JUGA:2.400 Peserta Calon Anggota PPS Akan Ikuti Tes CAT, Bagaimana di Enggano?

Menurut Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental edisi ke-5, beberapa gejala gangguan eksibisionistik adalah sebagai berikut:

  • Perilaku terjadi dalam jangka waktu minimal enam bulan.
  • Gairah seksual yang ekstrem atau kepuasan seksual saat menunjukkan alat kelamin kepada orang asing.
  • Gangguan kehidupan sosial dan karir.
  • Menampilkan perilaku eksibisionisnya kepada orang lain tanpa izin atau persetujuan dari mereka yang akan melihatnya.
  • Hampir semua orang dengan gangguan eksibisionistik tidak berkeinginan untuk melakukan dandan sampai mereka ditemukan oleh orang lain atau dipaksa melakukannya sebagai kewajiban.

BACA JUGA:Apfisor Bengkulu: Pemuda Viral Pamer Alat Vital Diduga Idap Eksibisionis

Pengobatan gangguan eksibisionis biasanya melibatkan psikoterapi dan pengobatan.

1. Terapi perilaku kognitif (CBT)

Adalah jenis terapi yang dapat membantu mengidentifikasi pemicu yang mengarah pada kompulsi dan mencegah berbagai cara menangani dorongan eksibisionistik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: