Kontroversi Pondok Pesantren Al Zaytun, Disebut Kerajaan Nabi Sulaiman

Kontroversi Pondok Pesantren Al Zaytun, Disebut Kerajaan Nabi Sulaiman

Syekh Panji Gumilang, Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun.--(Sumber Foto: ist)

Dalam video wawancara Ken Setiawan juga mengungkapkan hal yang tidak terduga. Yakni, rencana besar dari Pimpinan Ponpes Al Zaytun Indramayu, Syekh Panji Gumilang, yang ingin membangun negara Islam di Pondok Pesantren Al Zaytun.

BACA JUGA:Auto Masuk Rekening! Bansos untuk UMKM Juni 2023, Alhamdulillah Bisa Cair Rp700.000, Daftar di Sini

"Jadi untuk merekrut satu orang masuk NII itu, caranya menggunakan lima wanita cantik. Sebuah hoax yang disugesti terus menerus, ujung-ujungnya akan menjadi sebuah kebenaran," paparnya.

BACA JUGA:Selain Halalkan Zina, Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Ungkap Bakal Bangun Pesantren Kristen

Ken Setiawan mengatakan, bahwa salat belum diwajibkan di Pondok Pesantren Al Zaytun, karena menganggap bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu masih Mekkah.

BACA JUGA:Ini Sederet Keahlian Umar Bin Khattab dan Strategi yang Digunakan, Jasanya Tak Terlupakan Dalam Sejarah Islam!

Kalau berdasarkan doktrin yang ditanamkan oleh Syekh Panji Gumilang, bahwa salat tidak wajib karena Indonesia masih fase Mekkah atau Jahiliyah.

 

Disisi lain, terdapat sederet kontroversi yang terjadi di Pondok Pesantren Al Zaytun, yang berhasil dihimpun diantaranya:

 

1. Kumandangkan Adzan Nyeleneh

Salah satu kontroversi yang terjadi di Pondok Pesantren Al Zaytun adalah cara mengumandangkan adzan yang tidak biasa.

 

2. Terdapat Perempuan di Shaf Salat

Selanjutnya, kontroversi Pondok Pesantren Al Zaytun adalah melaksanakan salat berjamaah dicampur shaf nya antara laki-laki dan perempuan pada Salat Idul Fitri 1444 H.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: