Mengenal Tradisi Ekstrem Menyayat Perut Wanita Suku Tiv, Konon Bisa Lahirkan Banyak Anak
Gambar hanya ilustrasi.--(Sumber Foto: ist)
BACA JUGA:Jaga Tradisi Leluhur, Ini 12 Suku Terasing di Indonesia yang Bertahan Hingga Sekarang
Dalam kepercayaan suku Tiv, wanita dianggap sebagai objek sakral, dan bekas luka saat masa pubertas adalah sarana untuk mengubah secara ritual seorang gadis profan menjadi gadis suci, yang menghasilkan kehidupan baru.
BACA JUGA:4 Tradisi Budaya Jelang Idul Adha di Indonesia, Manten Sapi Hingga Jemur Kasur, Unik dan Sarat Makna
Desain pada sayatan terdiri dari garis yang menurun dari ruang antara payudara ke pusar, dan beberapa lingkaran yang berpusat di tengahnya.
BACA JUGA:Tradisi Budaya Masyarakat Seluma Bengkulu Sambut Idul Adha, Nangguak Ikan di Tebat Ratu
Garis menurun dinamakan 'Nongo' dan dimaknai sebagai simbol garis keturunan, sementara lingkaran disebut 'Kwav' yang dimaknai sebagai kelompok umur.
Pola-pola tersebut juga merupakan apresiasi terhadap Akombo, benda-benda yang dianggap suci oleh Tiv. Akombo bisa berupa gundukan tanah, jenis rumput khusus, atau tengkorak berhias.
BACA JUGA: 6 Tradisi Budaya Paling Ekstrem Tak Lazim di India, Makan Mayat Manusia Hingga Bunuh Orang Tua
Sebenarnya bukan hanya suku Tiv saja yang punya ritual penyayatan perut ini. Beberapa suku lain di Afrik juga menjalankan ritual serupa.
BACA JUGA:Mengenal Tradisi Seksual Suku Kreung, Bangun Gubuk Cinta Untuk Bercinta dengan Pria Berbeda
Seperti suku Kara yang ada di Ethiopia. Bagi suku Kara, wanita cantik adalah yang punya banyak bekas luka sayatan pisau di tubuh.
BACA JUGA:Selain Tradisi, Kamu Harus Mengenal 5 Bahasa Daerah di Indonesia yang Paling Populer, Apa Saja?
Tetapi dengan perkembangan budaya dan pemikiran dari warga suku Tiv, saat ini ritual tersebut sudah mulai ditinggalkan. Meskipun masih ada beberapa orang yang masih memegang teguh tradisi hingga sekarang.
(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: