Penyebab Gen Z Bisa Terjerumus Komunitas Negatif, Menurut Psikolog Klinis RSKJ Bengkulu

Penyebab Gen Z Bisa Terjerumus Komunitas Negatif, Menurut Psikolog Klinis RSKJ Bengkulu

Wendri Surya Pratama selaku Psikolog Klinis RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu--(Sumber Foto: Robi/BETV)

BENGKULU, BETVNEWS - Beberapa waktu lalu muncul aksi begal yang membuat geger warga Kota BENGKULU, dan ternyata pelaku begal adalah sekelompok remaja di bawah umur yang membentuk gang "siap tempur". Mereka beraksi, merencanakan aksi, hingga mengancam para korbannya dengan menggunakan senjata tajam. Mulai dari pisau, golok, parang hingga menggunakan samurai.

BACA JUGA:Orang Tua Wajib Tahu, Terapi untuk ABK Dimulai Usia 2 Tahun Kehidupan Pertama

Mereka pada umumnya masih berusia dibawah umur mulai dari 15 tahun sehingga 19 tahun berstatus pelajr aktif di SMA dan SMK di Kota Bengkulu. 

Terhadap fenomena gangster anak sekolah ini, Wendri Surya Pratama selaku Psikolog Klinis RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu turut angkat bicara.

BACA JUGA:RSKJ Soeprapto Bengkulu Gelar Senam Pagi dan Perlombaan Sambut HUT RI ke 78

Menurutnya, banyak para remaja yang hanya ikut-iktutan trend yang sedang viral, yang hanya sebatas untuk menunjukkan eksistensinya  atau ingin diakui keberadaanya di kelompok pertemanan, keluarga, dan lingkungan sosial tempat mereka tinggal.

BACA JUGA:Mencegah dan Mengatasi Fenomena 'Percobaan Bunuh Diri' Menurut Psikiater RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu

Sehingga, mereka para Generasi Z atau Gen Z ini cendrung tidak memiliki karakter yang kuat, masih sering mencari dan mengekplorasi dunianya, serta mudah terbawa arus  pergaulan.

"Banyak faktor yang mempengaruhi, karena karakter dibentuk dari proses sepanjang hayat Selain pola asuh, pendidikan dirumah dan pengakuan dari lingkungan. Walaupun tidak bisa dinafikan faktor ekonomi turut juga berperan melatarbelakangi aksi kriminal yang dilakukan Gen Z tersebut," ujar Wendri kepada BETVNEWS.

BACA JUGA:Ada Layanan Terapi Anak Berkebutuhan Khusus di RSKJ Soeprapto, Dilengkapi SDM Unggul!

Wendri juga berpesan agar para orang tua terlebih keluarga terdekat  bisa lebih awas lagi dalam memperhatikan pergaulan anak remaja mereka, jangan samapai mereka terjerumus ke lingkungan pertemanan yang negatif, dan memeberikan perhatian kepada anak mereka.

(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: