Warsi Dampingi Pemulihan Kembali Desa Ketelanjuran Garap Kawasan Hutan Bengkulu, Berikut Daerahnya

Warsi Dampingi Pemulihan Kembali Desa Ketelanjuran Garap Kawasan Hutan Bengkulu, Berikut Daerahnya

Direktur Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi Adi Junedi, mengatakan Warsi akan melakukan pendampingan pemulihan Desa Keterlanjuran dalam menggarap kawasan hutan di Bengkulu.--(Sumber Foto: Ilham/BETV)

Untuk itu, perlu adanya langkah-langkah konkrit dalam penataan pengelolaan ruang dengan memperhatikan daya dukung lingkungan. Termasuk mendorong pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan, serta resolusi konflik pengelolaan sumber daya. 

Sebagai contoh di Desa Air Tenam masyarakat mendapatkan akses legal untuk mengelola hutan melalui perhutanan sosial. 

BACA JUGA:Baru 409 CJH Lunasi Bipih, Berikut Persiapan Ibadah Haji 2024 di Provinsi Bengkulu

"Skema perhutanan sosial guna mendorong pengelolaan hutan berkelanjutan dengan menghadirkan pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan daya dukung dan bertitik berat pada pemulihan hutan sembari juga mengembangkan upaya pemenuhan kebutuhan ekonomi," terangnya.

BACA JUGA:Buntut Penangkapan Sopir Ekspedisi Pemilik Sabu, Polisi Bakal Selidiki Peredaran Narkoba di Seluma

KKI Warsi melakukan pendampingan masyarakat yang tinggal di Desa Air Tenam, Kecamatan Ulu Manna Kabupaten Bengkulu Selatan. 

Masyarakat yang berada di wilayah ini, sebagian besar beraktivitas dalam kawasan hutan.

Desa ini sudah definitif sejak 2007 lalu, namun dari wilayah administrasi desa seluas 4.941 ha, hanya 341 ha atau 6,9 persen yang berupa Areal Penggunaan Lain (APL).

BACA JUGA:Maling Bobol Rumah Makan di Pasar Minggu, Gasak 14 Tabung Gas dan Isi Kotak Amal

APL adalah areal di luar kawasan hutan negara yang diperuntukkan bagi pembangunan di luar bidang kehutanan. Selebihnya 2,167 ha atau 43.9 persen dengan status hutan lindung dan 2,432 ha atau 49.2 persen dengan status hutan produksi terbatas. 

Dengan kondisi ini, dari 55 kepala keluarga di Desa Air Tenam hanya dua orang yang memiliki lahan garapan di areal APL. Selebihnya berada di dalam kawasan hutan, baik hutan lindung maupun hutan produksi terbatas.

BACA JUGA:Pencatatan Rekor Muri Dipastikan Masuk dalam Rangkaian HUT Mukomuko ke-21

"Dalam pendampingan, KKI Warsi di desa ini mengembangkan program Baby Tree, yaitu menanami kembali hutan yang sudah di buka dengan tanaman kehutanan bernilai ekonomi," tutur Adi.

Menanam kembali di kawasan dan lahan terbuka sebagai sebuah upaya pemulihan hutan dan menumbuhkan tutupan hutan yang mengalami degradasi. 

BACA JUGA:70 ASN di Kabupaten Kepahiang Masuki Masa Pensiun Tahun Ini, Mayoritas Guru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: