Lifebuoy Berikan Edukasi Kesehatan kepada Ratusan Santri Pondok Pesantren Darussalam Bengkulu

Lifebuoy Berikan Edukasi Kesehatan kepada Ratusan Santri Pondok Pesantren Darussalam Bengkulu

Kementerian Agama Republik Indonesia bekerja sama dengan Unilever Indonesia melalui Lifebuoy menggelar program "Pesantren Sehat Lifebuoy” yang melibatkan 150 santri dan santri putri di Pondok Pesantren Darussalam Bengkulu.--(Sumber Foto: Ilham/BETV)

Sementara itu, Head of Skin Cleansing Unilever Indonesia, Erfan Hidayat menjelaskan peran Lifebuoy untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan di area Pesantren. Salah satunya adalah dengan mencetak Duta Santri sebagai peer educator dari program peer-to-peer learning.

BACA JUGA:Prediksi Cuaca Awal Bulan Ramadhan 2024, Bengkulu Waspada Cuaca Buruk

Sejak tahun 2019 program Pesantren Sehat Lifebuoy telah menjangkau lebih dari 2.000 pesantren dan memberikan manfaat bagi lebih dari 900.000 santri dan santri putri di Indonesia. 

Tahun ini program Pesantren Sehat Lifebuoy hadir di Kota Bengkulu dengan tujuan memberikan dampak yang lebih luas melalui sejumlah rangkaian kegiatan mulai dari peer-to-peer learning, training for trainers (kepada santri dan santri putri, ustadz, dan ustadzah), edukasi CTPS dengan baik dan benar, hingga pemeriksaan kesehatan. 

BACA JUGA:PT Jasa Raharja Bengkulu Gelar Media Gathering, Berbagi Wawasan soal Tugas Pokok dan Fungsi Perusahaan

"Kami berharap dengan kolaborasi yang dilakukan di Pesantren di berbagai kota di Indonesia kami dapat menjangkau penambahan 1 juta santri dan santri putri di lebih dari 1.500 pesantren,” terang Erfan. 

BACA JUGA:Dukung Dunia Pendidikan, PT Pelindo Resmikan TK Barunawati Bengkulu

Program pesantren Lifebuoy ada 2 tahap 

1. Pemilihan Duta Santri oleh pihak Pesantren sebagai peer educator yang akan mendapatkan pelatihan tentang PHBS, terutama CTPS, oleh dokter dari PDUI. 

Hal ini menjadi penting karena salah satu faktor kesuksesan peer-to-peer learning adalah kompetensi dan kapabilitas dari peer educator. Melalui pelatihan ini, Duta Santri akan memahami pentingnya CTPS dan bagaimana cara melakukan CTPS dengan baik dan benar.

2. Tahap berikutnya, Duta Santri akan kembali ke pesantren untuk dapat memulai melakukan Gerakan 21 Hari Pembiasaan CTPS bersama santri/santri putri lainnya. 

Hal ini dilakukan karena menurut teori peer-to-peer learning, edukasi melalui peer educator yang kompeten terbukti lebih efektif dibandingkan dengan edukasi guru-siswa pada umumnya.

BACA JUGA:DBD di Seluma Capai 106 Kasus, Terbanyak di Desa Kembang Mumpo

Selain peer-to-peer learning, Lifebuoy memberikan bantuan terhadap pesantren berupa dana pendidikan, alat penunjang pendidikan, dan pemeriksaan kesehatan tanpa biaya.

"Dengan dilaksanakannya program Pesantren Sehat Lifebuoy di Kota Bengkulu, kami berharap dapat melahirkan agen-agen perubahan yang mampu menciptakan lingkungan pesantren maupun masyarakat yang lebih sehat," tutup Erfan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: