Menggali Lebih Dalam dari Kohesivitas Kelompok dalam Groupthink
Penulis artikel, Nadia Tri Wahyuni D1C021015, mahasiswa S1 Jurnalistik Universitas Bengkulu.--(Sumber Foto: Nadia)
Ketiga melibatkan orang luar, karena orang luar dapat memberikan perspektif baru kepada suatu kelompok dan membantu mengidentifikasi potensi kelemahan dalam pemikiran kelompok.
Lalu waspada terhadap norma kelompok, dimana kelompok harus mewaspadai norma yang dapat menekan kritik atau perbedaan pendapat.
Kemudian mempertahankan tujuan, yakni anggota kelompok harus berusaha untuk tetap objektif dan tidak membiarkan emosi mempengaruhi keputusan mereka.
BACA JUGA:Ketua Serikat Pekerja Provinsi Bengkulu Dukung Dempo Xler Maju Pilkada Bengkulu 2024
Kunci untuk memaksimalkan manfaat kohesivitas kelompok dan meminimalkan risiko pemikiran kelompok adalah menemukan keseimbangan yang ideal. Kelompok yang kohesif mempunyai kekuatan yang luar biasa, namun kekuatan tersebut harus dibarengi dengan budaya yang terbuka, inklusif, dan menjunjung tinggi pemikiran kritis.
Dengan kepemimpinan yang tepat dan budaya kelompok kolaboratif, kekompakan kelompok dapat menjadi aset berharga dalam pengambilan keputusan dan mendorong inovasi serta solusi yang lebih kreatif dan efektifdan tentunya kekompakan kelompok merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan.
Namun, penting untuk diingat bahwa kohesivitas yang tinggi tidak selalu menjamin keputusan yang terbaik. Pemimpin dan anggota kelompok harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang menumbuhkan pemikiran kritis, perdebatan yang sehat, dan pertimbangan berbagai perspektif.
Oleh karena itu, kohesivitas kelompok menjadi kekuatan positif yang mendorong pengambilan keputusan yang lebih baik, dan bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat. (*)
Artikel ini ditulis oleh Nadia Tri Wahyuni D1C021015, mahasiswa S1 Jurnalistik Universitas Bengkulu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: