Mengenal Groupthink dalam Komunikasi Kelompok
Penulis artikel, Tarisa Jumrattul Aini D1C021043, mahasiswa Jurnalistik Universitas Bengkulu--(Sumber Foto: Tarisa)
Majemuknya pandangan antar politisi menimbulkan adanya perdebatan, pertentangan, tarik menarik kepentingan, tawar menawar, dan kompromi di antara pembuat keputusan.
BACA JUGA:Menilik Proses Legislatif: Membongkar Jeratan Groupthink di Parlemen Indonesia
Situasi seperti ini di mana anggota kelompok cenderung untuk mencapai kesepakatan atau mengambil keputusan tanpa berpikir kritis dan mengabaikan pendapat yang berbeda maka itulah yang disebut dengan Groupthink.
Groupthink dapat menjadi ancaman serius dalam komunikasi kelompok karena dapat menghambat kreativitas, mengurangi inovasi, dan bahkan menyebabkan pengambilan keputusan yang buruk.
BACA JUGA:Kohesivitas Kelompok Sebagai Pencari Groupthink
Ada beberapa faktor munculnya groupthink yaitu:
1. Adanya keterikatan dalam kelompok
2. Adanya tuntutan kohesivitas
3. Berbagai kepentingan yang ada, kesamaan ide dan juga minat.
BACA JUGA:Kepemimpinan dalam Kelompok: Menghindari Jebakan Groupthink untuk Keputusan yang Lebih Baik
Adapun pengaruh seseorang terhadap hasil akhir keputusan, yaitu:
1. Struktur pengaruh atau power yang melekat pada posisi profesionalnya, seperti otoritas, kewajiban, status, dukungan masyarakat, dukungan politisi atau institusi, kontrol atas sumber daya dll
2. Pengaruh individu kemauan seseorang menggunakan pengaruh dalam proses, dan persepsi orang lain terhadap pengaruh yang dimilikinya.
Artikel ini ditulis oleh Tarisa Jumrattul Aini D1C021043, mahasiswa Jurnalistik Universitas Bengkulu. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: