BENGKULU, BETVNEWS - Masalah stunting bagi balita di Indonesia tergolong kronis.
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek. Penderita stunting umumnya rentan terhadap penyakit, memiliki tingkat kecerdasan di bawah normal serta produktivitas rendah.
BACA JUGA:Turunkan Angka Stunting, BKKBN Dorong Masyarakat Berkolaborasi untuk Capai Target
Tingginya prevalensi stunting dalam jangka panjang akan berdampak pada kerugian ekonomi bagi Indonesia.
Penyebab dari stunting adalah rendahnya asupan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan, yakni sejak janin hingga bayi umur dua tahun.
Hal inilah yang melatarbelakangi Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Andalas atau FK Unand dan Dr/Drg Urang Awak Cabang Bengkulu tergerak dan peduli dengan melakukan bakti sosial atau baksos.
BACA JUGA:Peringatan HKN ke-59, Seluma Fokus Turunkan Angka Stunting
Yaitu pembagian sebanyak 18.000 butir telur untuk balita yang ada di 8 desa di Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah tepatnya di wisata glamping Desa Rindu Hati, pada Minggu 3 Desember 2023.
Ke-8 desa itu meliputi Desa Rindu Hati, Desa Bajak 1, Desa Surau, Desa Taba Teret, Desa Taba Penanjung, Desa Tanjung Heran, Desa Datar Lebar dan Desa Taba Baru. "
"Ini pertama kalinya Baksos yang kami adakan di luar Kota Bengkulu, diikuti oleh 95 alumni. Adapun penerima manfaat dari hitungan kami kurang lebih sekitar 570 balita," kata dr. Jumnalis, Sp. A, selaku Ketua Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Andalas PLUS Dr/Drg Urang Awak cabang Bengkulu.
Tambah Jumnalis, baksos merupakan kegiatan yang terus berkelanjutan, sebelumnya juga ada dalam bentuk seperti, pengobatan gratis, khitan masal dan pembagian sembako bagi masyrakat tidak mampu.
Adapun pendanaan atau biaya kegiatan Baksos hari ini berasal dari swadaya para anggota alumni dan donatur.