Pada prinsip clean eating, kamu juga sebaiknya menghindari makanan olahan berlebihan.
Hal ini lantaran makanan olahan sering kali mengandung bahan tambahan seperti pengawet, pewarna, dan perasa buatan yang tidak diperlukan tubuh.
Bahan-bahan ini jika dikonsumsi dalam jangka panjang dan dalam jumlah berlebihan, dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, obesitas, serta penyakit jantung.
Selain itu, banyak pula makanan olahan yang kehilangan nutrisi alaminya selama proses pengolahan sehingga kandungan gizinya menjadi lebih rendah dibandingkan makanan segar atau utuh.
BACA JUGA:Hasil Verifikasi Pendaftar PPPK Pemprov Bengkulu: 114 Pelamar Tidak Memenuhi Syarat
BACA JUGA:Kunjungi Sekretariat PWI Seluma, Bawaslu Ajak Insan Pers Awasi Pilkada Serentak 2024
Jika kamu hendak melakukan clean eating ini, beberapa contoh makanan olahan yang sebaiknya dibatasi adalah seperti camilan kemasan, makanan siap saji, dan produk instan seperti mi instan atau makanan kaleng.
Meskipun makanan-makanan ini praktis, namun makanan ini sering kali mengandung tinggi gula garam serta lemak jenuh yang dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan jika dikonsumsi terlalu sering.
Sebagai gantinya, clean eating menganjurkan untuk lebih memilih makanan yang berasal dari bahan alami dan diolah sendiri untuk memastikan kualitas dan kebersihannya.
BACA JUGA:DPRD Provinsi Bengkulu Gelar Pengumuman Anggota Komisi dan Pemilihan Pimpinan AKD Besok
BACA JUGA:Perkada Sudah Disahkan, Kesbangpol Seluma Mulai Proses Pencairan Dana Banpol
3. Mengurangi Konsumsi Gula Tambahan
--(Sumber : iStockPhoto)
Selain menghindari makanan olahan, prinsip clean eating ini juga mengurangi konsumsi gula tambahan.
Gula tambahan ini merupakan salah satu bahan yang paling sering ditemukan dalam makanan dan minuman olahan.
Gula tambahan ini bukan hanya berasal dari gula pasir yang biasa kita kenal, tetapi juga terdapat dalam berbagai bentuk lain seperti sirup jagung, glukosa, fruktosa, dan lain sebagainya.