Hari Pahlawan, Jejak Pertempuran 10 November di Surabaya

Hari Pahlawan, Jejak Pertempuran 10 November di Surabaya

Foto merupakan ilustrasi.--(Sumber Foto: Disway.id)

BETVNEWS - Setiap 10 November di setiap tahunnya, Bangsa Indonesia selalu mengenang jasa para pejuang yang telah gugur di medan pertempuran melawan penjajah puluhan tahun silam.

Dalam momen tesebut, Bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November. 

BACA JUGA:Polisi Ringkus Tukang Galon 'Nyambi' Edar Ganja

Tepat hari ini, 77 tahun yang lalu, terjadi puncak pertempuran Bangsa Indonesia melawan keganasan penjajah di Surabaya pada 10 November 1945.

Para pejuang Surabaya berjuang hingga ujung darah penghabisan selama hampir 3 minggu. Mengerahkan semua tenaga, kekuatan, senjata, hingga nyawa sebagai bentuk perlawanan terhadap tentara Sekutu yang hendak merebut kemerdekaan Republik Indonesia. 

Pertempuran panjang tersebut tidak lepas dari tokoh Bung Tomo, yang menggemakan suaranya untuk membakar semangat para pejuang kemerdekaan dalam perang melawan gempuran tentara Inggris. 

BACA JUGA:Wakil Bupati Mukomuko Ajak Seluruh Elemen Kenang Para Pahlawan

Dalam catatan sejarah, Pertempuran Surabaya merupakan pertempuran terbesar yang terjadi pascakemerdekaan Republik Indonesia. 

Asal mula pertempuran ini berawal dari kedatangan Tentara Sekutu yang tergabung dalam Allied Forces Netherland East Indies (AFNEI). Pasukan tersebut dipimpin oleh Jenderal AWS Mallaby dan pertama kali menginjakkan kaki di Tanjung Perak, Surabaya pada 25 Oktober 1945.

Awalnya kedatangan tentara sekutu adalah untuk mengamankan serta melucuti senjata tentara Jepang yang kalah di Perang Dunia II. 

BACA JUGA:Hari Pahlawan, Mari Mengenali Lebih Dekat Tokoh Pahlawan di Uang Rupiah Baru

Namun pada 27 Oktober 1945, tentara sekutu menyerang penjara lalu membebaskan tahanan Indonesia yang merupakan perwira tinggi tentara sekutu. 

Tidak hanya itu, mereka juga mendirikan pos-pos pertahanan dan menyebarkan ultimatum bagi masyarakat untuk menyerahkan semua senjata yang dimiliki rakyat Surabaya. 

Hal tersebut membuat rakyat Surabaya marah lalu menolak mentah-mentah ultimatum tersebut. Kemudian pada 28 Oktober 1945, pasukan Indonesia yang dipimpin oleh Bung Tomo menyerang pos-pos pertahanan sekutu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: