Tanda Kiamat Makin Dekat Gara-gara Sikat Gigi, Kok Bisa? Simak Penjelasan Berikut!

 Tanda Kiamat Makin Dekat Gara-gara Sikat Gigi, Kok Bisa? Simak Penjelasan Berikut!

Gambar hanya ilustrasi. --(Sumber Foto: Picarts)

BETVNEWS - Perubahan iklim, yang mencakup perubahan suhu dan pola cuaca yang terus-menerus, merupakan salah satu indikator datangnya kiamat.

Perubahan tersebut sebenarnya normal. Namun, sejak tahun 1800-an, sejumlah aktivitas manusia—termasuk penggunaan sikat gigi, pembakaran bahan bakar fosil, dan efek gas rumah kaca, telah mempercepat perubahan global secara signifikan.

BACA JUGA:33 Desa di Kabupaten Ini Ajukan Pencairan Dana Desa Tahap 2, 13 Diantaranya Diproses

Manusia menemukan benang gigi, obat kumur, dan sikat gigi pada tahun 1900-an untuk menjaga kebersihan gigi. Namun, sejak berkembangnya sikat gigi modern, sikat gigi menjadi penyumbang utama perubahan iklim.

Dulu, bahan alami seperti bambu atau kulit kayu digunakan untuk membuat sikat gigi. 

Seiring berjalannya waktu, komponen dasar sikat gigi mulai berubah, antara lain penggunaan tulang hewan untuk gagang dan kulit hewan untuk sikat.

BACA JUGA:7 Kategori Bansos PKH dan BPNT Dapat Cair hingga Rp2.400.000, Cek Penerima di Sini!

Namun, sejak tahun 1900-an, sikat gigi sudah menggunakan bahan seperti gagang plastik dan bulu nilon yang tidak ramah lingkungan. 

Menurut Greenbiz, kedua bahan ini berbahaya bagi manusia karena tidak dapat diperbarui dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terdegradasi.

BACA JUGA:Cair Lagi! KPM Bansos BPNT Mei 2023 Dapat Bantuan hingga Rp2.400.000, Cek Penerima Melalui Hp

Karena masalah ini, menurut National Geographic, sikat gigi modern bisa menjadi bagian dari krisis kerusakan lingkungan. Mengapa?

Untuk informasi, sikat gigi merupakan salah satu item yang berumur pendek. 

The American Dental Association (ADA) merekomendasikan untuk mengganti sikat gigi setiap tiga hingga empat bulan. 

Akibatnya, sikat gigi harus dibuang dan diganti tiga sampai empat kali dalam setahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: