Cerita Pengrajin Batik Tulis Kaganga di Rejang Lebong, 25 Tahun Jalani Usaha Tanpa Dukungan Pemda
Pengrajin batik tulis Kaganga di Rejang Lebong--(Sumber Foto: Daman/BETV)
BENGKULU, BETVNEWS - Hari ini, Senin 2 Oktober 2023 bertepatan dengan hari yang bersejarah bagi pengerajin batik. Karena berdasarkan Keppres Nomor 33 Tahun 2009, ditetapkan menjadi Hari Batik Nasional.
BACA JUGA:Hari Batik Nasional, ASN dan PTT Pemkot Bengkulu Ngantor Pakai Batik
Kendati Pemerintah Pusat telah menaruh perhatian terhadap upaya perlindungan dan pengembangan terhadap batik Indonesia, namun sayangnya, hal ini tak diikuti Pemerintah Daerah (Pemda) yang tidak mensuport perkembangan usaha batik kebanggaan pengerajin batik lokal.
BACA JUGA:Tiba di Bengkulu, KH. Ma'ruf Amin dan Istri Gunakan Batik Bermotif Bunga Ikonik Bengkulu
Seperti yang dirasakan oleh Safarudin (52) dan Mahmudah (50), pasangan suami isteri maestro batik tulis di Kabupaten Rejang Lebong, di jalan Batu Galing RT 1 RW 1 No 42B Kelurahan Batu Galing Kecamatan Curup Tengah, yang telah menjalani usaha batik selama 25 tahun lebih dan telah merasakan pasang surutnya menjalani usaha batik tulis.
BACA JUGA:HUT Humas Polri ke-72, Humas Polres Rejang Lebong Sumbangkan 40 Kantong Darah
“Kalau ada pesanan itu (Pemda, red) janganlah dikerjain di luar lah, dikerjain di daerah sendiri aja” ujarnya sembari membuka obrolan dengan kepada BETVNEWS.
Lebih lanjut dikatakannya bahwa batik tulis yang menjadi usahanya ini bermotif khas aksara Kaganga dan berbagai motif lain.
Namun geliat usaha saat ini sedang sepi pesanan dan hal ini berbeda pada Pemerintahan Kepala Daerah era Ahmad Hijazi menjabat sebagai Bupati Rejang Lebong yang memberikan banyak pesanan pembuatan batik.
BACA JUGA:Dua Dump Truk Ringsek Usai Adu Kambing di Tikungan Kesambe Baru Rejang Lebong
“Kalau sekarang pesanan paling satu dua, untuk souvenir. Untuk 2 tahun belakangan ini, sepertinya kurang tertarik ingin maju daerah kita dan mengembangkan usaha batik” ucapnya.
“Kalau jaman Bupati sebelumnya, agak banyak orderannya” sambungnya.
BACA JUGA:Buruan Serbu! Pemprov Bengkulu Gelar Pasar Murah di Halaman Kantor Pos Tanah Patah
Safarudin berharap adanya bantuan dari Pemerintah Daerah untuk pengembangan dan pemasaran batik ka ga nga yang dijalaninnya. Apalagi, dalam kurun waktu puluhan tahun menjalani usaha batik ini, dirinya juga mempekerjakan 10 warga setempat yang dijadikan karyawan, namun kini karena tidak adanya pesanan batik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: