dempo

Tantangan Mental Gen Z dalam Membangun Resiliensi

Tantangan Mental Gen Z dalam Membangun Resiliensi

Ilustrasi tantangan gen Z dalam membangun resiliensi.--(Sumber Foto: Yenda)

BENGKULU, BETVNEWS - Generasi Z yang lahir setelah tahun 1997 merupakan generasi yang paling banyak menggunakan teknologi digital dan terpapar informasi dimana-mana. Akibatnya, mereka mengalami tantangan psikologis yang unik. Salah satu tantangan mental yang sering dihadapi Gen Z adalah mengembangkan ketahanan.

Ketahanan dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk mengatasi tantangan dan mengurangi dampak negatif dari kejadian buruk. Ketahanan sangat penting dalam konteks Gen Z, karena mereka sering mengalami situasi yang tidak menentu seperti perubahan pola hidup dan kebijakan publik.

BACA JUGA:Pergaulan Bebas: Sisi Gelap Dunia Remaja yang Menakutkan

Lahir dan besar di era digital, Generasi Z telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kemajuan teknologi yang pesat. Mereka dikenal karena kemampuannya dalam berinovasi dan beradaptasi, serta menunjukkan sisi aslinya tanpa takut tertahan oleh pengaruh sosial yang keras. 

Namun, tantangan literasi digital dan pengelolaan identitas digital, serta kurangnya pemahaman dan pemikiran yang berani, merupakan permasalahan yang perlu diatasi.

Krisis kesehatan mental menimpa Gen Z di Indonesia. Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi gangguan jiwa afektif pada penduduk dibawah 15 tahun mengalami peningkatan dari 6,1% menjadi 9,8%. Survei I-NAMHS terbaru tahun 2022 menemukan bahwa sekitar 1 dari 20 remaja berusia 10 hingga 17 tahun mengalami gangguan kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir.

BACA JUGA:6 Tips Parenting Ala Nikita Willy, Salah Satunya Jadi Sosok yang Selalu Ada untuk Anak

Faktor-faktor seperti kurangnya dukungan kesehatan mental, terbatasnya akses terhadap layanan konseling, dan pengaruh negatif media sosial  berkontribusi terhadap krisis ini. 

Gen Z kini semakin sadar akan kesehatan mental, namun pengetahuan ini juga dapat menyebabkan stres dan berpikir berlebihan. Mereka cenderung berpikir kritis dan mendalam terhadap permasalahan kesehatan mental, sehingga hal ini juga dapat meningkatkan stigma dan pentingnya kesehatan mental dalam kehidupan mereka.

Oleh karena itu, penting bagi Gen Z untuk berhati-hati dengan informasi di internet agar tidak mengagung-agungkan masalah kesehatan mental dan mendiagnosisnya sendiri. Selain itu, krisis kesehatan mental yang menimpa Gen Z di Indonesia juga memprihatinkan.

BACA JUGA:4 Kebiasaan Sederhana Ampuh Mencegah Asam Urat, Bye-bye Nyeri Sendi

Gangguan kecemasan yang dialami banyak dari mereka dapat menghancurkan impian mereka untuk mencapai Indonesia emas pada tahun 2045. 

Terbatasnya akses terhadap layanan kesehatan jiwa dan ketersediaan fasilitas konseling di Indonesia menjadi beberapa faktor yang memperbaiki situasi ini.

Untuk meningkatkan ketahanan, Gen Z perlu lebih waspada terhadap kesehatan mentalnya dan berhati-hati terhadap informasi yang diterima. Kita juga perlu belajar untuk tidak mengagung-agungkan masalah kesehatan mental dan mencari bantuan profesional jika kita merasa memiliki masalah  kesehatan mental.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: