Pangeran Ali dari Camat Perang sampai Bon Perang
Pangeran Ali dari Camat Perang sampai Bon Perang--(Sumber Foto: Tim/BETV)
Di Napal Putih pula dibentuk Kabupaten baru yang bernama Kabupaten Rejang-Lebong dan Ketahun Muko-Muko sebagai Bupatinya ditunjuklah Mohamad Hasan.
Rumah Pangeran Ali dipakai sebagai kantor Bupatinya, dari Napal Putih rombongan AK.
Gani, Ali Amin Sekretaris Gubernur Militer Urusan Sipil, Mayor Amin Kaum Sekretaris Gubernur Militer Urusan Militer bergerak menuju Lebong Tandai sebagai pusat gerilya.
Sementara Mohamad Hasan beserta stafnya tetap berada di Napal Putih menjalankan roda pemerintahan, oya Lebong Tandai waktu itu diganti namanya oleh AK. Gani menjadi Bukit Barisan.
"Uang kertas senilai Rp. 20 (dua puluh rupiah) yang dicetak tanggal 1 Mei 1949 mencantumkan Bukit Barisan sebagai tempat dicetaknya", tulis Sabi'i. M. Ali yang akrab dipanggil Jagok, anak Pangeran Ali dalam Memoar berjudul : Pangeran Mohamad Ali dan Anak-Anaknya Bersama Gubernur Mikiter Dr. AK. Gani Beserta Staf dan Rombongannya di Masa Revolusi, bertanggal 17 Agustus 1986.
Demikian juga Surat Ketetapan Nomor 54/49 tanggal 4 Juli 1949 yang ditandatangani oleh AK. Gani berisi pengangkatan Kapten Sjafuan Gatam sebagai Ketua Cabang Mahkamah Tentara Pesisir Utara, Bupati Radjemat sebagai Advisor dan Letnan Muda Sabi'i. M. Ali sebagai Jaksa Tentara juga mencantumkan Bukit Barisan (Lebong Tandai) sebagai tempat ditetapkannya.
"Ini perintah, kepada Tuan Pangeran supaya menerima tanggung-jawab sebagai Camat untuk wilayah Ketahun-Sebelat", ujar Mohamad Hasan suatu sore.
Lama Pangeran Ali termenung sebelum mengangguk, bisa saja dia menolak apalagi mereka berdua teman lama sejak Mohamad Hasan bertugas sebagai Guncho di Lais saat jaman Jepang.
Mohamad Hasan yakin bahwa perintahnya tak akan ditolak, dia tahu betul sosok dihadapannya sejak jaman Belanda adalah pengobar semangat kebangsaan lewat PERTI dan Muhammadiyah. Dia tahu betul bahwa sampai tulang sumsum Pangeran Ali adalah merah putih.
Oya uniknya pengangkatan Pangeran Ali sebagai Camat tidak ada pelantikan dan tidak ada Surat Keputusan dan tanpa gaji hal itu dikarenakan situasi genting perang revolusi.
Sejak itu pula Pangeran Ali mendapat julukan sebagai Camat Perang, tugasnya adalah memberikan penerangan melalui rapat-rapat terbatas atau rapat umum supaya rakyat bersatu-padu mendukung proklamasi.
Dukungan dapat berupa tenaga, pikiran atau jika mampu dapat juga memberi uang dan hasil bumi berupa pisang, kelapa, beras, jagung untuk logistik perang melawan Belanda.
Pangeran Ali lebih dulu memberi contoh nyata dengan menjual 2 mobil truck dan 1 mobil penumpang merk Ford buatan Amerika miliknya dan uangnya diberikan kepada Muhamad Hasan selaku Bupati.
Pangeran Ali juga mendapat tugas berat yaitu menembus blokade Belanda di Muara Aman yang melarang beras dibawa keluar dari Muara Aman.
Semula harga beras sekaleng di Napal Putih saking langkanya dihargai 22 gram emas atau senilai 36 ribu rupiah URIPSS (Uang Republik Indonesia Provinsi Sumatera Selatan) tapi berkat usaha Pangeran Ali mendatangkan beras dari Muara Aman maka harganya turun menjadi 1,5 gram emas perkaleng.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: