Pernikahan Dini Penyebab Utama Stunting
Foto Istimewa --(Sumber Foto: Istimewa/Betv)
BETVNEWS, - Pernikahan usia dini jadi faktor utama Penyebab penyebaran stunting. Anak-anak yang menikah dibawah umur sangat beresiko tinggi melahirkan anak-anak stunting atau gagal pertumbuhan.
Kepala Dinas Kesehatan Kepahiang, Tajri Fauzan menjelaskan usia ideal seorang perempuan untuk menikah adalah 20 tahun. Karena diusia itu, seorang perempuan baru siap untuk hamil.
"Jika dibawah usiah 20 tahun, maka sangat beresiko melahir anak stunting," sebut Tajri.
Tetapi untuk perempuan yang sudah terlanjur menikah diusia belum matang, supaya tidak melahirkan anak stunting, maka harus memastikan asupan protein selama hamil terpenuhi.
"Selama hamil harus bisa memastikan asupan protein pada ibu hamil harus terpenuhi," sebutnya.
Adapun ciri-ciri perempuan atau ibu hamil yang saat melahirkan nantinya anaknya akan stunting, diantaranya terjadi kelainan dikulit mata bagian dalam.
BACA JUGA:Seluruh KPU Gelar Sosialisasi PKPU Pemilu 2024
Dimana biasanya kulit mata bagian dalam itu warna merah, maka untuk perempuan dan ibu hamil yang berisiko tinggi anaknya stunting kulit mata warna putih atau pucat. Jika memiliki ciri-ciri tersebut, orang tersebut harus segera mendapatkan penanganan yang benar. Seperti mengkonsumsi vitamin penambah darah hingga menjaga pola makan, memastikan makanan yang dikonsumi mengandung protein dan gizi seimbang.
"Bukan hanya pernikahan dini saja penyebab stunting. Namun faktor lingkungan tidak bersih juga menjadi penyebab, apa lagi kalau sebelum makan tidak cuci tangan," tuturnya.
BACA JUGA:KPU Kepahiang Gelar Sosialisasi PKPU dan Sipol
Secara data angka stunting pada anak di Kabupaten Kepahiang sangat tinggi, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting Kabupaten Kepahiang 22,9 persen. Angka tersebut hampir mengejar angka prevalensi stunting di Indonesia (Nasional,red) pada 2021 sebesar 24,4%.
Secara total penderita stunting di Kabupaten Kepahiang mencapai 1.541 kasus. Tersebar di 15 desa yang berada di 6 Kecamatan yakni Kecamatan Kepahiang 144 kasus, Kecamatan Tebat Karai 780 Kasus, Kecamatan Merigi 162 Kasus, Kecamatan Seberang Masi 82 kasus, Kecamatan Bermani Ilir 165 kasus dan terakhir kecamatan Muara Kemumu 209 kasus.
(Hendri Suwi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: