309 Ha Sawah di Lebong Terancam Gagal Panen Akibat Banjir, Produksi Gabah Kering Diprediksi Turun
Berdasarkan update data terbaru Dinas Tanaman Pangan Hortilkutura dan Perkebunan (DTPHP) Provinsi Bengkulu, tercatat sebanyak 309 Ha sawah terancam gagal panen akibat musibah banjir di Kabupaten Lebong. --(Sumber Foto: Jalu/BETV)
BENGKULU, BETVNEWS - Berdasarkan update data terbaru Dinas Tanaman Pangan Hortilkutura dan Perkebunan (DTPHP) Provinsi BENGKULU, tercatat sebanyak 309 Ha sawah terancam gagal panen akibat musibah banjir di Kabupaten Lebong.
Dengan rincian 184,8 Ha rusak berat dan 124,5 Ha rusak ringan. Hal ini disampaikan oleh Kabid Tanaman Pangan Dinas TPHP Provinsi Bengkulu, Rosmala Dewi, S.P., M.Si, Rabu 24 April 2024.
Kabid Tanaman Pangan Dinas TPHP Provinsi Bengkulu, Rosmala Dewi, S.P., M.Si.--(Sumber Foto: Jalu/BETV)
BACA JUGA:DTPHP Provinsi Bengkulu Sebut Perang Iran-Israel Tidak Pengaruhi Harga TBS Sawit
"Kita kategorikan areal persawahan rusak berat itu mencapai sekitar 40 persen, dan diperkirakan juga tahun ini pasti akan terjadi penurunan produksi beras di Kabupaten Lebong," kata Rosmala Dewi kepada BETVNEWS.
BACA JUGA:Dinas TPHP Provinsi Bengkulu Berikan Bantuan Bibit Padi ke Petani Lebong Terdampak Banjir
Tambah Rosmala, untuk sebaran areal persawahan yang terdampak banjir di Kabupaten Lebong ada di sejumlah kecamatan, yakni Kecamatan Topos, Rimbo Pengadang, Lebong Selatan, Bingin Kuning, Lebong Sakti, Amen, Uram Jaya, dan Kecamatan Lebong Utara.
"Lokasi yang terdampak didominasi di daerah selatan Kabuaten Lebong," tambahnya.
BACA JUGA:Dinas TPHP Provinsi Bengkulu Keluarkan Surat Edaran kepada 6 Bupati, Minta Awasi Pabrik Kelapa Sawit
Adapun untuk angka produksi gabah kering giling diprediksi turun hingga 1.148 ton. Sementara dari potensi total lahan yang ada 7.500 Ha lebih di Kabupaten Lebong, setiap tahunnya produksi normal gabah kering giling mencapai angka 45.000-50.000 ton.
"Jika rusak berat diprediksi hanya sekitar 10-20 persen yang bisa panen, jika rusak ringan masih bisa 50-60 persen bisa panen, sehingga tahun ini diprediksi ada penurunan produksi gabah kering lebih dari 1000 ton," pungkas Rosmala Dewi. (ADV)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: