KPU

Monumen Tugu Thomas Parr, Peninggalan Bersejarah yang Terlupakan di Kota Bengkulu

Monumen Tugu Thomas Parr, Peninggalan Bersejarah yang Terlupakan di Kota Bengkulu

Berdiri di dekat Benteng Marlborough, Monumen Tugu Thomas Parr menjadi saksi bisu dari sejarah kolonial Inggris di Bengkulu.--(Sumber Foto: Ajeng/BETV)

BENGKULU, BETVNEWS - Berdiri di dekat Benteng Marlborough, Monumen Tugu Thomas Parr menjadi saksi bisu dari sejarah kolonial Inggris di BENGKULU.

Tugu ini dibangun pada tahun 1808 untuk mengenang Thomas Parr, seorang residen Inggris yang tewas tragis pada tahun 1807.

Kematiannya terjadi setelah kebijakan yang ia terapkan memicu ketidakpuasan di kalangan masyarakat lokal.

Sejarah Monumen Thomas Parr tak lepas dari usaha East India Company (EIC) untuk memulihkan kerugian di wilayah tersebut.

BACA JUGA:Bawaslu Hentikan Penyelidikan Dugaan Keterlibatan Lurah Kampung Melayu di Kampanye Pilwakot

BACA JUGA:Apdian Utama Pimpin Muhammadiyah Bengkulu Selatan 2024-2027

Parr, yang dikirim ke Bengkulu pada tahun 1805, ditugaskan memperbaiki manajemen dan keuangan perusahaan.

Salah satu kebijakannya yang paling kontroversial adalah memaksa masyarakat lokal beralih dari tanaman tradisional seperti lada, pala, dan cengkeh ke kopi, di tengah tingginya permintaan kopi di Eropa.

Kebijakan ini menimbulkan keresahan di kalangan penduduk, karena mereka dipaksa tunduk pada hukum kolonial Inggris, menggantikan hukum adat yang sudah lama berlaku.

Ketidakpuasan masyarakat mencapai puncaknya pada malam 23 Desember 1807, ketika sekelompok orang menyerang kediaman Parr dan membunuhnya di hadapan keluarganya.

BACA JUGA:10 Manfaat Buah Melon, Cek Kandungan Nutrisinya untuk Kesehatan

BACA JUGA:Resep Camilan Enak dan Gampang Dibuat, Cobain Semangka Goreng Ini

Asistennya, Charles Murray, yang berusaha melindunginya, juga tewas seminggu kemudian. Parr dimakamkan di Benteng Marlborough, sementara Monumen Tugu Thomas Parr dibangun sekitar 700 meter dari benteng untuk mengenangnya.

Monumen yang dikenal oleh masyarakat setempat sebagai "Tugu Bulek" ini dianggap sebagai simbol pandangan Inggris terhadap masyarakat Bengkulu pada masa itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: