Penyakit Kuru Suku Fore di Oseania, Menyerang Perempuan dan Anak, Akibat Tradisi Kanibal

Penyakit Kuru Suku Fore di Oseania, Menyerang Perempuan dan Anak, Akibat Tradisi Kanibal

Gambar ilustrasi tradisi suku Fore Oseania.--(Sumber Foto: ist)

Mengerikannya, sebuah laporan menyebutkan bahwa dalam setahun mereka tidak bisa bangun dari lantai.

Banyak penduduk setempat yakin itu adalah hasil dari sihir. Penyakit ini terutama menyerang wanita dewasa dan anak-anak di bawah 8 tahun. 

BACA JUGA:Sejarah Tradisi Bakar Tongkang, Awal Mula Datangnya Etnis Tionghoa ke Bagansiapiapi

Di beberapa desa, hampir tidak ada perempuan muda yang tersisa, akibat menurunnya populasi penduduk perempuan.

Mereka terobsesi untuk mencoba menyelamatkan diri karena mereka tahu secara demografis, mereka berada di ambang kepunahan!

Infeksi prion menghambat kerja otak dan menurunkan fungsinya secara keseluruhan. 

Adapun gejala penyakit ini atau sapi gila adalah sakit kepala, nyeri sendir, tidak stabil saat berjalan dan gerakan tubuh yang buruk.

BACA JUGA:Suku Himalaya Punya Tradisi Aneh, Sebelum Menikah Para Perempuan Wajib Penuhi Syarat Ini

Selanjutnya penderita akan mengalami ketidakmampuan berjalan, cadel, tremor, otot berkedut atau kejang, tertawa, menangis secara acak dan kompulsif. 

Hal tersebut berdampak buruk pada penurunan berat badan dan kematian.

Puncaknya pada tahun 1960, penyakit sapi gila membunuh lebih dari 2 persen populasi Suku Fore setiap tahunnya.

BACA JUGA:Tradisi Pasar Pengantin Bulgaria, Jadi Ajang Cari Jodoh, Muda Mudi Suku Kalaidzhi

Korban lebih banyak terjadi pada wanita, jumlahnya lebih dari delapan kali dari pria.

Melansir dari Ancient Origins, ritual memakan otak itu akhirnya dilarang setelah menyebarnya penyakit sapi gila.

Perlahan, penyakit sapi gila tersebut menghilang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: