Para pemimpin Hamas memperlihatkan dokumen pada Mei 2017, yang mengusulkan pembentukan negara Palestina menggunakan perbatasan tahun 1967, dengan beribukotakan Yerusalem.
BACA JUGA:Danrem 041 Gamas Berikan Bingkisan THR dan Sembako Gratis untuk Prajurit TNI AD
Namun, kelompok tersebut menolak untuk mengakui Israel sebagai negara, dan pemerintah Israel segera menolak rencana tersebut.
Pada Mei 2018, ketegangan kembali pecah saat Kedutaan Besar AS dipindahkan dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Hal ini sebagai dianggap sebagai sinyal dukungan Amerika untuk Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
BACA JUGA:Deretan Konflik Israel-Palestina Selama Bulan Ramadhan 2023
Akhirnya warga Palestina merespon tegas dengan protes di perbatasan Gaza-Israel.
Demonstrasi tersebut mengakibatkan kematian puluhan pengunjuk rasa.
Begitu banyak sejarah Palestina melibatkan pertumpahan darah, pemindahan, dan ketidakstabilan, banyak pemimpin dunia juga terus bekerja menuju resolusi yang akan mengarah pada perdamaian di seluruh kawasan.
(*)